Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Warga Jakarta Merindukan Kontestasi Calon yang Punya 'Track Record'..."

Kompas.com - 10/05/2016, 16:14 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo mengatakan, warga DKI Jakarta saat ini merindukan pertarungan kandidat yang memiliki track record dalam Pilkada 2017 mendatang. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan IndoStrategi pada 1-12 April 2016 lalu.

"Warga merindukan kontestasi para calon yang memiliki track record, yang lain tidak ada yang punya pengalaman memimpin daerah," ujar Andar saat merilis survei tentang "Potensi Konflik Sosial Menjelang Pilgub DKI Jakarta 2017" di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016).

Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden di lima kota dan satu kabupaten di DKI Jakarta. Dari total responden, 91 persen responden beragama Islam, sisanya beragama lain.

Dalam survei tersebut, IndoStrategi memberikan serangkaian pertanyaan untuk mengukur tingkat keislaman responden. Hasil survei menunjukkan bahwa responden masih memiliki pandangan Islam yang normatif.

"Ini yang setuju 40 persen, sangat setuju 23,2. Artinya, ini ada sekitar 63,2 persen yang setuju gubernur DKI Jakarta harus muslim," kata Andar. (Baca: Jika Pilkada DKI Hanya Diikuti PNS, Ahok Yakin Kalah)

Namun, kata Andar, persentase tersebut tidak memengaruhi pilihan warga terhadap calon gubernur yang akan dipilihnya pada 2017 mendatang. Saat disuguhkan beberapa nama calon gubernur, mayoritas warga tetap memilih gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama.

"Cara berpikir orang Islam Jakarta itu normatif, tapi itu tidak berkorelasi dengan preferensi politik mereka. Nilai signifikansi korelasinya kurang dari 0,05 persen. Mayoritas masih memilih Ahok (sapaan Basuki)," katanya.

Menurut dia, warga melihat program-program apa yang telah dijalankan para kandidat sebelumnya. Ahok hanya bisa dikalahkan jika ada calon lain yang memiliki track record yang sama.

"Yang dibutuhkan adalah bagaimana pemimpin itu melakukan pelayanan publik. Itu bukan normatif lagi, tapi praktik. Meskipun alam bawah sadar warga normatif, tapi dalam politik itu mereka praktik," tutur Andar. (Baca: Populi Center: Ahmad Dhani Masuk Lima Besar Tokoh Populer Jelang Pilkada DKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com