JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Penjaringan Cagub Gerindra DKI Jakarta Syarif menyadari partainya tidak bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017 tanpa berkoalisi.
Saat ini, Gerindra hanya memiliki 15 kursi dari syarat minimal 22 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sehingga, lanjut dia, perlu berkoalisi dengan partai politik lain. Termasuk mendekati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta.
"Gerindra sangat paham dan tahu diri posisinya. Karena itu mendekat kepada partai yang berpengaruh dan punya suara besar seperti PDI-P," kata Syarif, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Beberapa waktu lalu, DPD Gerindra DKI Jakarta telah mengundang Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga politisi PDI-P Djarot Saiful Hidayat dalam acara rakerda. Syarif mengungkapkan kedua partai itu harus menyamakan persepsi terlebih dahulu dalam hal pembangunan DKI Jakarta.
"Kalau sudah sama (persepsinya), baru kami sodorin aset tiga nama penjaringan cagub kami dan dari tiga nama ini, ada resistensinya enggak," ujar Syarif.
Adapun tiga bakal calon gubernur yang lolos penjaringan Gerindra DKI Jakarta adalah pengusaha Sandiaga Uno, mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.
Gerindra juga sudah membuka komunikasi koalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"30 Mei kami akan kirim surat ke DPP Gerindra. Nanti mungkin skenarionya misalnya X-Y atau Y-X," kata Syarif.