Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Ada Intervensi, Buwas Kirim Pejabat BNN Usut Kasus Narkoba di Ruang Kerja Bupati

Kompas.com - 13/05/2016, 13:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso menyatakan pihaknya mengirim pejabat BNN untuk membantu mengusut kasus narkoba di ruang kerja Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud. Pria dengan sapaan Buwas itu mengatakan, pengiriman penjabat tinggi BNN itu karena ada intervensi.

Pejabat BNN yang dikirim yakni Direktur Prekusor BNN Brigadir Jenderal Anjan Pramuka untuk membantu BNN Provinsi setempat.

"Salah satu direktur saya memimpin untuk back up karena banyak intervensi terhadap kasus itu," kata Buwas, di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (13/5/2016).

Buwas menolak menjelaskan intervensi yang dia maksud, apakah bersifat politis dan atau lainnya.

"Nanti dong, karena kalau terbukti yang intervensi itu akan kami masukan dalam pasal," ujar Buwas. (Baca: BNN Temukan Benda Mirip Sabu di Ruang Kerja Bupati Bengkulu Selatan)

Buwas menyatakan, BNN akan melakukan tes laboratorium dari sampel darah dan rambut Dirwan. Untuk hasil pemeriksaan urine Dirwan sebelumnya dinyatakan negatif.

"Jadi nanti kalau positif dengan lab lain, tentunya barang itu ada hubungan dengan yang bersangkutan, kan begitu. Kita akan periksa semua," ujar Buwas.

Soal pembelaan Dirwan, Buwas menilai itu hak yang bersangkutan. Namun, BNN sedang mengumpulkan bukti untuk memukan titik terangnya. (Baca: Bupati Bengkulu Selatan Sebut Ada Kejanggalan dari Temuan BNN)

"Kita sudah punya data-data. Pembelaan boleh-boleh saja, saksi yang ada di situ akan kita periksa. Kita temukan barang itu kan di ruang kerja beliau, barang itu kan tidak punya kaki, pastinya kaki orang (yang buat narkoba ada). Kita sidik semua," ujar Buwas.

Sebelumnya beberapa hari lalu BNNP Bengkulu melakukan penggeledahan secara mendadak di ruang kerja Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud, setelah mendapatkan informasi adanya kegiatan mengonsumsi narkoba di ruang kerja bupati.

Setelah mendapatkan izin dari bupati, tim BNN melakukan penggeledahan. Dari Penggeledahan ditemukan benda mirip sabu dan beberapa pil, di bawah lemari es dan sofa di ruang kerja bupati. Sementara itu, setelah dilakukan tes urine terhadap bupati, hasilnya dinyatakan negatif narkoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com