Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Pembunuhan Sadis terhadap EF Menurut Keterangan Krishna Murti

Kompas.com - 17/05/2016, 17:04 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga pembunuh EF (19) disebut memiliki peran masing-masing saat melakukan perbuatan keji menghabisi nyawa karyawati pabrik PT Polyta Global Mandiri itu. Adapun ketiga tersangka pembunuh EF berinisial RAR (24), RAL (16), dan IH (24).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Polisi Krishna Murti menceritakan awal kejadian pembunuhan tersebut.

Pada Kamis (12/5/2016) sekitar pukul 23.30 WIB, tersangka RAL dan korban bersepakat untuk bertemu di kamar korban di mes karyawan PT Polyta Global Mandiri, Jalan Raya Perancis Pergudangan 8, Kosambi, Tangerang.

Setelah bertemu, RAL dan korban sempat berbincang selama 30 menit. Selanjutnya, tersangka dan korban sempat bercumbu. RAL bahkan sempat mengajak korban berhubungan intim, tetapi ditolak oleh korban karena takut hamil.

"RAL janjian dengan korban untuk bertemu di kamar korban. Sebelum ke kamar korban, pelaku sempat bermain Play Station," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Selasa (17/5/2016).

Krishna menambahkan, setelah ditolak korban untuk berhubungan badan, pelaku memutuskan keluar kamar. Saat di luar, RAL bertemu dengan RAR.

Tidak lama berselang, IH menghampiri RAL dan RAR.

"Sehabis ditolak, RAL keluar untuk merokok. Saat merokok, RAL dihampiri oleh pelaku lainnya, yaitu RAR dan IH. Ketiganya itu sebelumnya belum saling kenal," ucapnya.

Akhirnya, ketiganya bersepakat untuk ke kamar korban. Mereka berniat melakukan pemerkosaan lantaran kesal dengan korban.

Saat tiba di kamar korban, EF ditemui sedang terlelap. Melihat korban tengah terlelap, IH langsung membekap wajah korban menggunakan bantal. Saat itu juga, IH memerintahkan RAL untuk mencari pisau di dapur. Karena di dapur tidak mendapati pisau, RAL akhirnya keluar kamar. Ia mencari benda lain untuk membunuh korban.

"RAL tidak menemukan pisau di dapur. Akhirnya dia menemukan cangkul yang berada dekat kamar korban," kata Krishna.

Saat RAL masuk ke dalam kamar dengan membawa cangkul, Krishna menuturkan, IH masih membekap wajah korban dengan bantal. Sementara itu, RAR memegangi kaki korban.

"Tersangka IH menyuruh tersangka RAL memukulkan cangkul ke arah korban hingga mengenai wajah korban. Tersangka RAL sempat keluar karena geli melihat kondisi korban yang berdarah," ujar Krishna.

Setelah RAL keluar kamar itulah, RAR menyetubuhi korban, sementara IH melukai wajah korban menggunakan garpu makan. (Baca: Perempuan Muda Ditemukan Tewas Mengenaskan di Tangerang)

Krishna melanjutkan, saat di luar kamar, RAL masih kesal lantaran korban menolak diajak bersetubuh. Akhirnya, ia kembali masuk dan menggigit bagian dada korban hingga membekas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com