JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku masih mencari cara mengantisipasi banyaknya angkutan umum yang ngetem sembarangan.
Pada Rabu (25/5/2016) kemarin, Mikrolet 44 jurusan Karet-Kampung Melayu memblokade jalan di sekitar Stasiun Tebet.
Mereka kesal akan tindakan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta yang terus menderek mobil mereka karena ngetem di sekitar Stasiun Tebet.
"Memang masalahnya mikrolet-mikrolet itu, kalau dia tidak mau berubah jadi bus sedang, dibayar rupiah per kilometer, dia pasti akan terus ngetem nunggu penumpang," kata pria yang dikenal dengan nama Ahok ini di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (27/5/2016).
(Baca juga: Dishub Minta Mikrolet 44 Tidak "Ngetem" di Depan Stasiun Tebet)
Nantinya, kata Ahok, mikrolet akan mati jika bus sedang semakin banyak yang beroperasi. "Nanti bertahap aja. Kami sudah tilang banyak banget," kata Ahok.
Dalam sejumlah kesempatan, Ahok mengatakan bahwa kendaraan Pemprov DKI akan mengalahkan kendaraan operator yang enggan bergabung dengan transjakarta.
Ahok juga pernah menyatakan niatnya untuk menghapus angkot di Jakarta.
Ia pun membanggakan bus transjakarta yang mewah dan nyaman, namun tetap dapat diakses warga dengan tarif murah.
(Baca juga: Dishub DKI Sediakan Tempat "Ngetem" bagi Mikrolet 44)
Penghapusan angkot ini dilakukan Ahok dengan mengambil alih rute angkot melalui feeder transjakarta.
Sejumlah feeder transjakarta bahkan mulai keluar dari busway dan beroperasi melayani 17 rute baru.
Selain itu, Ahok meminta operator APTB, Kopaja, dan Metro Mini untuk bergabung dengan transjakarta.