Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengadu kepada Ahok karena Dipecat, PHL Ini Mengaku Ikut Kumpulkan Data KTP

Kompas.com - 30/05/2016, 14:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang perempuan bernama Fitri Simanjuntak (39) mendatangi Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/5/2016). Kedatangannya ialah untuk mengadukan pemecatan kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kepada Ahok, warga Klender, Jakarta Timur, ini mengaku tadinya bekerja sebagai pegawai harian lepas (PHL) Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur.

"Saya ikut membenahi semua KBT (Kanal Banjir Timur), Pak. Hasil saya semua ada," kata dia seraya memperlihatkan foto-foto hasil kerjanya kepada Ahok.

Menurut Fitri, ia dipecat karena dinilai sudah berbohong mengaku sebagai PNS yang sedang mengawasi kerja para PHL lainnya. Meski demikian, ia membantahnya.

Dia juga mengaku sudah pernah membantu mengumpulkan data KTP untuk modal majunya Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017.

"Saya bantu cari KTP sudah diserahkan 185, Pak. Dari bulan 1 kumpulin. Dapat kebanyakan dari warga Klender," kata Fitri.

Meski demikian, Ahok bergeming. Kepada Fitri, ia justru menegaskan bahwa kerja harus dilandasi dengan kejujuran. Hal itulah yang dinilai Ahok tak dimiliki Fitri.

Ia kemudian menyinggung perihal Fitri yang disebutnya sering kedapatan hanya mondar-mandir tanpa bekerja. Padahal, kata Ahok, pengawasan terhadap para PHL seharusnya dilakukan oleh PNS, bukan oleh sesama PHL.

"Saya lihat langsung kok ibu bolak-balik naik motor. Orang (PHL) kerja kan enggak pakai naik motor bolak-balik," ujar Ahok.

Meski demikian, Fitri menyatakan dirinya tak menggunakan motor untuk mondar-mandir. Namun, hanya kebetulan baru saja mengambil motornya.

"Bapak (Ahok) dengar saya mengaku PNS. Saya bilang saya PHL. Bapak bilang saya mandor, padahal saya bukan mandor. Saya mengoordinasikan pekerjaan PHL yang saya bawa. Tetapi, saya ikut turun tangan mengerjakan semuanya," kata Fitri.

Ahok yang kebetulan baru turun dari mobil tampak mengacuhkan dan tak memedulikan Fitri. Ia kemudian bergegas masuk ke dalam ruang kerjanya.

Salah seorang staf Ahok kemudian meminta Fitri untuk duduk terlebih dulu. Staf Ahok itu pun berjanji akan mendengarkan dan menampung keluhan dari Fitri.

Kompas TV Warga Mulai Rasakan Manfaat Kebersihan Kali Ciliwung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com