JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang perempuan bernama Fitri Simanjuntak (39) mendatangi Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/5/2016). Kedatangannya ialah untuk mengadukan pemecatan kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kepada Ahok, warga Klender, Jakarta Timur, ini mengaku tadinya bekerja sebagai pegawai harian lepas (PHL) Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur.
"Saya ikut membenahi semua KBT (Kanal Banjir Timur), Pak. Hasil saya semua ada," kata dia seraya memperlihatkan foto-foto hasil kerjanya kepada Ahok.
Menurut Fitri, ia dipecat karena dinilai sudah berbohong mengaku sebagai PNS yang sedang mengawasi kerja para PHL lainnya. Meski demikian, ia membantahnya.
Dia juga mengaku sudah pernah membantu mengumpulkan data KTP untuk modal majunya Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017.
"Saya bantu cari KTP sudah diserahkan 185, Pak. Dari bulan 1 kumpulin. Dapat kebanyakan dari warga Klender," kata Fitri.
Meski demikian, Ahok bergeming. Kepada Fitri, ia justru menegaskan bahwa kerja harus dilandasi dengan kejujuran. Hal itulah yang dinilai Ahok tak dimiliki Fitri.
Ia kemudian menyinggung perihal Fitri yang disebutnya sering kedapatan hanya mondar-mandir tanpa bekerja. Padahal, kata Ahok, pengawasan terhadap para PHL seharusnya dilakukan oleh PNS, bukan oleh sesama PHL.
"Saya lihat langsung kok ibu bolak-balik naik motor. Orang (PHL) kerja kan enggak pakai naik motor bolak-balik," ujar Ahok.
Meski demikian, Fitri menyatakan dirinya tak menggunakan motor untuk mondar-mandir. Namun, hanya kebetulan baru saja mengambil motornya.
"Bapak (Ahok) dengar saya mengaku PNS. Saya bilang saya PHL. Bapak bilang saya mandor, padahal saya bukan mandor. Saya mengoordinasikan pekerjaan PHL yang saya bawa. Tetapi, saya ikut turun tangan mengerjakan semuanya," kata Fitri.
Ahok yang kebetulan baru turun dari mobil tampak mengacuhkan dan tak memedulikan Fitri. Ia kemudian bergegas masuk ke dalam ruang kerjanya.
Salah seorang staf Ahok kemudian meminta Fitri untuk duduk terlebih dulu. Staf Ahok itu pun berjanji akan mendengarkan dan menampung keluhan dari Fitri.