Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honor Dicatut hingga Rp 1 Juta, PHL yang Mengadu Malah Dipecat

Kompas.com - 26/02/2016, 09:42 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengeluhkan honornya yang "disunat" sebesar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per orang. Mereka tidak berani melapor karena takut dipecat.

Hal ini dialami oleh PHL yang berada di bawah Sudin Kebersihan Jakarta Timur. Salah satunya adalah M (27), salah seorang PHL yang bekerja di wilayah Cakung.

Dia mengaku hanya menerima Rp 2,6 juta dari yang seharusnya Rp 3,1 juta. Honornya "disunat" setiap bulan Rp 500.000.

"Saya tidak berani melapor karena takut dipecat. Sebelumnya, korban pungli yang melapor malah dipecat," kata M, Kamis (25/2/2016).

D (38), sopir truk pengangkut sampah, juga mengaku honornya dipotong Rp 1 juta setiap bulan.

Uang tersebut dipungut secara ilegal sebagai bentuk jasa telah memasukkan dirinya sebagai PHL. Uangnya disetorkan kepada oknum PNS di Sudin Kebersihan Jakarta Timur.

"Ada yang bertugas memotong honor dan dia PHL juga. Tetapi, tugasnya hanya di kantor seksi kecamatan, enggak pernah ke lapangan," ujar D.

Tidak hanya memotong, oknum yang disebut berinisial W itu juga membuatkan presensi penuh apabila ada PHL yang berhalangan masuk karena saat ini prosesnya masih menggunakan sistem manual.

Namun, sebagai konsekuensinya, PHL itu harus membayar uang jasa kepada W sesuai dengan jumlah hari yang tidak masuk.

Menanggapi itu, Kasudin Kebersihan Jakarta Timur Budi Mulyanto mengaku belum mengetahui adanya honor PHL di wilayah Cakung yang "disunat", apalagi sampai melibatkan oknum PNS di unit yang dipimpinnya.

"Saya belum tahu kasusnya, besok saya telusuri. Kalau ada PNS yang terlibat, pasti kita tindak. PHL yang memungut juga pasti kita pecat," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji yang mengaku belum mengetahui kasus tersebut. Namun, ia berjanji akan menindak tegas pihak yang terlibat, yang masih melakukan pungli. (Baca: Ancaman Ahok kepada Kepala Dinas Pilihan Jokowi)

"Laporkan ke saya, siapa oknum PHL yang masih nekat melakukan pungli. Saya pastikan pelakunya akan dipecat," ujarnya. (Junianto Hamonangan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com