Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri "Teman Ahok" Bantah Keterangan Kedubes Singapura di RI

Kompas.com - 05/06/2016, 16:15 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, yang sempat tidak diizinkan masuk Singapura, Sabtu (4/6/2016) lalu, membantah pernyataan bahwa dia mengaku kepada petugas Imigrasi di Singapura bahwa kedatangannya untuk melakukan kegiatan politik saat dimintai keterangan di sana.

"Untuk itu saya pikir mungkin bisa diklarifikasi lagi. Kalau dari kami, sepanjang kami diinterogasi selama tiga jam di Imigrasi itu saya jelaskan dengan baik kronologi kami diundang di acara itu. Kami misalnya dari awal ada undangan sebagai Teman Ahok kemudian ada perubahan acara," ujar Amalia di Markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Minggu (5/6/2016).

Amalia menyebut dirinya tidak menyatakan bahwa dia dan Richard datang untuk melakukan kegiatan politik. Dia hanya datang sebagai tamu yang diundang oleh WNI di Singapura.

"Kalau dari kami sih enggak ada. Saya pikir ya, saya masih inget banget dengan wawancara di Imigrasi itu, saya jelaskan runut sekali ini kami diundang dalam rangka ini. Wawancara tiga jam pasti sangat detail, itu saya jawab sedetail yang saya bisa," kata dia. (Baca: Kedubes Singapura untuk RI: Dua Pendiri Teman Ahok Mengaku Lakukan Kegiatan Politik)

Selama dimintai keterangan, Amalia menyebut dia dan Richard menjelaskan dengan kooperatif. Pertanyaan yang diberikan pihak Imigrasi pun bersifat pertanyaan-pertanyaan umum.

"Standar pertanyaan dilontarkan semacam orang yang mau masuk ke suatu negara, untuk acara apa, tinggal di mana, tiket untuk pulang, dia bawa uang berapa," tuturnya.

Rilis Keterangan tertulis Kedubes Singapura untuk RI.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia melalui keterangan tertulisnya memberi penjelasan tentang kehadiran Amalia dan Richard yang tidak diizinkan masuk Singapura. (Baca: Kronologi Penahanan Dua Pendiri "Teman Ahok" di Singapura)

Pihak Kedubes Singapura menyebutkan, Amalia dan Richard tidak ditahan, melainkan hanya dimintai keterangan oleh petugas Imigrasi dan tidak diizinkan masuk ke Singapura.

"Mereka tiba di Singapura tanggal 4 Juni 2016 dan di-interview oleh petugas Imigrasi Singapura. Mereka memberi tahu ke petugas Imigrasi bahwa tujuan mereka ke Singapura untuk melaksanakan kegiatan politik termasuk menggalang dana kampanye," demikian penggalan dari keterangan Kedubes Singapura untuk Indonesia.

Keterangan dalam poin yang sama juga menyebutkan, atas alasan tersebut, Amalia dan Richard tidak diizinkan masuk ke Singapura dan mereka diminta untuk kembali ke Indonesia.

"Mereka sadar bahwa mereka tidak diizinkan melakukan kegiatan politik di Singapura, namun mereka memutuskan untuk tetap pergi ke Singapura," sebut keterangan dalam poin berikutnya.

Terkait dengan informasi ini, Kedubes Indonesia untuk Singapura telah diberi tahu dan diinformasikan secara terus menerus oleh pihak Singapura. Amalia dan Richard juga diberi kesempatan untuk berbicara kepada konsuler selama berada di sana.

"Singapura selalu mengambil keputusan tegas sesuaidengan peraturan yang berlaku. Kami tidak mengizinkan orang asing berada di Singapura dalam rangka melakukan kegiatan politik," tulis keterangan itu.

Kompas TV Dilarang Masuk Singapura, â??Teman Ahokâ?? Dideportasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com