JAKARTA, KOMPAS.com - Ramadhan 2016 di Kompleks Eks 3 Mei di Jakarta Timur disambut dengan kericuhan dan bentrokan, Minggu (7/6/2016). Hari itu menjadi puncak kekesalan warga dan pihak-pihak yang berseteru dengan mereka.
Sejak Minggu dini hari, sekelompok orang yang diduga warga RW 03 Kramat Jati, melempari rumah warga dan asrama tentara dengan batu. Warga kompleks pun melawan. Serangan demi serangan terus dilancarkan kendati beberapa kali massa sempat dibubarkan.
Massa yang diduga masih remaja ini tawuran sejak pukul 02.00 hingga 07.30 pagi. Pukul 07.00 polisi bahkan sempat menembakkan gas air mata tetapi tawuran masih saja terjadi. Massa berhasil dibubarkan pukul 07.30.
Ari, salah seorang warga mengatakan bahwa tawuran yang terjadi kali ini bukan yang pertama. Sejak libur panjang pada 5 Mei lalu, warga telah enam kali diserang.
"Kami juga nggak tahu siapa, orang-orang yang nyerang dari mana, dia datang ke sini cuma ingin ganggu kami, merusak spanduk perayaan 3 Mei yang kami pasang di gapura kompleks," kata Ari kepada Kompas.com, Minggu.
Gelisah karena tawuran tak kunjung selesai, warga pun lari ke masjid. Di masjid kompleks itu, didirikan posko kodim setempat dengan beberapa anggota disiagakan setiap harinya.
Namun kepasrahan warga berubah menjadi kekesalan saat melihat anggota TNI justru tidur-tiduran saat warga diserang. Warga yang kesal merusak posko tersebut. Sketsel, banner, kursi, dan pelbet, habis dikoyak-koyak. Perusakan itu merupakan buah kekesalan warga selama berbulan-bulan. Pasalnya, pokso tersebut dinilai hanya mengganggu ketenangan warga.
"Kami waktu itu mengadakan salat istighasah, mereka malah pasang musik dangdut kencang-kencang. Suka seenaknya mereka," ujarnya.
Ari mencurigai bahwa para tentara yang berada di masjid mengintai warga. Ia dan beberapa warga lainnya mencurigai seorang intel yang sehari-hari ada di masjid tersebut.
"Kalau malam gitu dia pulang naik mobil, malam tuh pasti pecah tawuran. Tandanya kembang api nyala, kami sudah tahu," kata Ari.
Kodam Jaya
Tak terima dengan perusakan yang dilakukan warga, sekitar 20 tentara termasuk Dandim dan Danrem mendatangi sisa posko itu. Mereka sangat kecewa dan langsung melakukan musyawarah dengan warga.
"Lagian ada Posko Kodim di situ kenapa dirusak? Ini akan kami usut, jangan seenaknya saja berbuat liar di asrama TNI atau Kodam akan cari pelaku perusakan di Asrama 3 Mei," kata Kepala Penerangan Kodam Jaya Kolonel Inf Heri Prakosa kepada Kompas.com, Minggu.
Heri menjelaskan bahwa keberadaan posko tersebut untuk mendata warga. Warga yang tidak lagi berhak menempati rumah di komplek itu akan diminta mengosongkan rumahnya.
Penggusuran adalah masalah yang tak kunjung selesai di Kompleks Eks 3 Mei. Kodam Jaya berupaya untuk mengusir penghuni rumah yang tak berhak lagi tinggal di sana. April lalu, Kodam Jaya melayangkan surat peringatan ke beberapa warga agar segera mengosongkan rumah mereka.