Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Tak Punya Jalur Evakuasi, "Busway" Diharap Jadi Solusi

Kompas.com - 12/06/2016, 08:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya menyepakati tidak boleh ada lagi kendaraan selain bus transjakarta yang melintasi busway, kecuali ambulans, mobil pemadam kebakaran, dan mobil dinas berpelat RI.

Dengan demikian, polisi di lapangan tidak boleh lagi menggunakan hak diskresinya dengan memperbolehkan kendaraan selain yang disebut di atas melintasi busway.

Sering kali hak diskresi digunakan polisi untuk mengizinkan kendaraan masuk busway saat situasi jalan reguler mengalami kemacetan parah.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono mengatakan, keputusan untuk mensterilkan busway dilatarbelakangi tidak adanya lagi jalur evakuasi di jalan-jalan Jakarta. Jalur evakuasi yang dimaksud di sini adalah jalur yang bisa digunakan ambulans dan pemadam kebakaran saat kondisi darurat.

"Jakarta sudah semakin macet, sementara tidak ada jalur evakuasi. Orang sakit (yang dibawa ambulans) tidak ada jalan keluar. Pak Gubernur berpikir buat jalur evakuasi harusnya ya busway ini," ucap Budi, di Balai Kota, Jumat (10/6/2016).

"Jadi strerilisasi busway bukan semata-mata biar orang pindah naik bus. Tapi bila dalam kondisi darurat, busway bisa jadi alternatif," sambungnya.

Budi yakin kondisi sebagian besar busway yang ada saat ini sangat memungkinkan untuk disterilisasi. Keyakinannya itu mengacu pada sudah ditinggikannya separator busway di hampir semua koridor.

Ia menyebut saat ini yang perlu dilakukan hanyalah memperbanyak pemasangan portal di ujung-ujung koridor. Nantinya portal akan dijaga dan dibuka tutup secara manual oleh petugas.

"Sementara kita masih manual dulu. Kalau otomatis itu belum begitu bisa efektif mengingat pelaku-pelaku warga yang menerobos terlalu banyak. Jadi kami bikin manual," ujar Budi.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan betapa pentingnya fungsi busway sebagai jalur evakuasi. Ia kemudian mencontohkan kondisi darurat, seperti ada orang yang terkena serangan jantung atau ada ibu yang akan melahirkan di tengah jalanan yang macet.

"Kalau ada satu mobil kebakar, satu cara ya kirim pemadam kebakaran. Gimana mau nyampai ke tengah buat nyemprot? Satu-satunya cara ya lewat busway, maka harus steril," ujar dia di Balai Kota DKI, Sabtu (11/6/2016).

Ahok menyatakan, sterilisasi busway akan dimulai Senin (13/6/2016). Ia berharap semua pihak mematuhi kesepakatan yang telah dicapai.

Harapan itu ia tujukan juga kepada aparat kepolisian agar tak lagi menggunakan hak diskresinya dengan memperbolehkan kendaraan selain bus transjakarta, ambulans, mobil pemadam kebakaran, dan mobil dinas berpelat RI melintasi busway.

"Senin, saya mau laksanakan. Saya sudah bilang sama Dirlantas, 'Enggak ada toleransi'. Mobil saya saja juga enggak boleh masuk (busway)," kata Ahok.

Kompas TV Mobil Pejabat Ini Terobos Jalur Busway!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com