Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Bu, Ini Tahunya Pakai Formalin, Enggak?

Kompas.com - 18/06/2016, 17:18 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah kunjungannya ke kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ikut melihat-lihat barang dagangan yang dijajakan di sana.

Kebanyakan yang dilihat oleh Djarot adalah bahan-bahan makanan, mulai dari lauk-pauk, sayur, hingga bahan makanan lainnya, seperti kepiting, ikan, dan buah-buahan. Lapak pertama yang didatangi Djarot adalah penjual aneka bahan makanan.

Di sana, Djarot minta diambilkan tahu oleh sang pedagang. Sembari berbincang-bincang, Djarot sempat menanyakan beberapa hal kepada pedagang yang melayaninya tadi.

"Bu, ini tahunya pakai formalin, enggak?" tanya Djarot di lokasi, Sabtu (18/6/2016).

"Enggak, Pak. Tahu di sini semuanya bebas formalin. Kalau tahu enggak pakai formalin, dilempar kayak begini, langsung hancur. Kalau enggak hancur, baru pakai formalin," jawab pedagang tersebut.

Djarot terlihat senang dengan jawaban dari pedagang itu. Dia pun membeli tiga tahu putih berukuran besar dengan harga Rp 10.000.

Setelah melihat-lihat barang dagangan lain di sekitar, Djarot memuji kawasan Petak Sembilan sebagai tempat yang unik. Bahan makanan dan sayuran yang dijual di sana dinilai segar dan selalu ramai oleh pengunjung.

"Ini bagus, ya. Harganya juga murah-murah di sini. Cuma masih perlu ditata lagi biar jalanannya enggak becek supaya yang belanjanya nyaman," tutur Djarot.

Selain berbelanja bahan makanan, Djarot juga mengunjungi Wihara Dharma Bakti dan melihat bekas bagian bangunan yang terbakar pada Maret 2015 lalu.

Dari Petak Sembilan, Djarot lanjut melihat-lihat kondisi di Gang Gloria lalu masuk ke kedai Kopi Es Tak Kie untuk membeli kopi bubuk serta menggunting rambutnya di pangkas rambut Ko Tang yang sudah berdiri selama 80 tahun.

Kompas TV Pasca Kebakaran, Vihara Ini Siap Rayakan Imlek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com