Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasan Nasbi Sempat Ragukan "Teman Ahok" Bisa Bertahan, tetapi...

Kompas.com - 23/06/2016, 17:40 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri lembaga survei Cyrus Network sekaligus mentor relawan "Teman Ahok", Hasan Nasbi, sempat meragukan bahwa kelompok pendukung Basuki Tjahaja Purnama untuk maju pada Pilkada DKI 2017 tersebut bisa bertahan lama di tengah gempuran partai politik.

Hasan mengatakan, dirinya sempat ragu bahwa kelompok relawan yang beranggotakan rata-rata masih sangat muda itu bisa bertahan saat dirundung masalah.

Bahkan Hasan pernah memperkirakan Teman Ahok hanya akan bertahan selama dua bulan saja.

"Dua bulan saya pikir mereka mau berhenti loh, dan enggak gampang itu (menjadi relawan), gue aja mikirinnya stres," ujar Hasan saat ditemui di Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2016).

Hasan menceritakan, terbentuknya relawan Teman Ahok merupakan hasil diskusi saat adanya isu "begal" APBD pada Februari-Maret 2015.

Menurut Hasan, terbentuknya Teman Ahok murni dari hasil diskusi sejumlah anak muda yang mengkhawatirkan bahwa ada kemungkinan Ahok tidak akan bisa maju pada Pilkada DKI jika dirinya terus dimusuhi oleh sejumlah pihak termasuk partai politik.

Namun, Hasan melihat relawan Teman Ahok yang masih bisa bertahan hingga saat ini, menunjukkan bahwa mental mereka cukup tangguh untuk menghadapi seluruh masalah.

"Tangguhlah menghadapi semuanya, Tapi kami backup mereka jika butuh pencerahan, dan support moral," ujar Hasan.

Sejumlah isu miring sedang menerpa relawan Teman Ahok, mulai dari mendapatkan dana sebesar Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi, hingga tuduhan kecurangan pengumpulan 1 juta KTP. Namun Teman Ahok membantah semua tudingan itu.

Kompas TV Teman Ahok Bantah Tudingan Curang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com