Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Rp 2 Miliar buat Modal "Nyagub", Kemurahan Kali...

Kompas.com - 19/07/2016, 12:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap biaya Rp 2 miliar terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan pencalonan gubernur.

Hal ini disampaikan Basuki dalam menanggapi pernyataan anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, yang mengatakan bahwa uang Rp 2 miliar dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja merupakan dana bantuan untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

(Baca juga: Sanusi Mengaku Duit Rp 2 Miliar dari Pengembang untuk Modal Jadi Cagub DKI)

"Kalau Rp 2 miliar kemurahan kali," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Calon gubernur, kata dia, membutuhkan modal untuk membayar honor saksi di 267 kelurahan.

Selebihnya, Basuki enggan mengomentari perkara yang menjerat Sanusi tersebut. Ia memilih untuk menunggu hasil persidangan terkait kasus dugaan suap pembahasan Raperda Reklamasi Teluk Jakarta itu.

Sama seperti Sanusi, Basuki juga berencana maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Basuki mengaku tidak mengharap bantuan dana dari pengembang sebagai modal menjadi calon gubernur.

"Aku mau minta Teman Ahok nyumbang. Satu juta orang kalau nyumbang Rp 10.000 kan jadi dapat Rp 10 miliar," kata Basuki.

(Baca juga: Ahok: Kalau "Nyagub" lewat Partai, Bisa-bisa Rp 100 Miliar Enggak Cukup)

Sebelumnya, Sanusi menyampaikan pernyataan soal uang Rp 2 miliar tersebut saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam persidangan bagi terdakwa Ariesman Widjaja dan asistennya, Trinanda Prihantoro, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (18/7/2016).

"Suatu waktu saya bicara ingin jadi bakal calon gubernur, memang bersamaan waktunya di Dewan ada pembahasan Raperda Pantura (DKI Jakarta). Pak Ariesman mengatakan kesediaan untuk bantu saya," ujar Sanusi kepada majelis hakim di Pengadilan Tipikor.

Adapun penyerahan uang dilakukan melalui staf Ariesman, Trinanda Prihantoro, dan staf Sanusi, Garry.

Kompas TV Niat "Nyagub" Malah Jadi Tersangka?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com