Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulanya, Ibunda Mengira Mirna Pingsan karena Hamil

Kompas.com - 20/07/2016, 07:12 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ni Ketut Sianty menceritakan kepanikan sebelum anaknya, Wayan Mirna Salihin, meninggal dunia karena diduga diracun.

Sianty saat itu diberi kabar oleh Arief Sumarko, suami Mirna, bahwa anak pertamanya itu pingsan.

Sianty mulanya mengira Mirna pingsan karena hamil. Sebab, Arif dan Mirna baru menikah sebulan.

(Baca juga: Ibunda Mirna: Keluarga Terpukul, Ini seperti Mimpi...)

Namun, Arif kembali menelepon dan mengabari bahwa ia menuju rumah sakit untuk mengantarkan Mirna ke sana.

Tak lama kemudian, Arif mengabarkan sesuatu yang membuat panik Sianty yang ketika itu tengah dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Arif telepon lagi. Kenapa Arif telepon lagi gitu loh. 'Ma, Mirna tidak ada'. 'Bagaimana jadi bisa enggak ada?' Saya bilang. Duh saya sudah langsung nangis tak keruan tak jelas," cerita Sianty saat diwawancara eksklusif Kompas TV, di Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Saat sampai di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Sianty melihat Mirna sudah tergelatak.

Orang di sekitarnya berusaha memberi tahu bahwa Mirna sudah meninggal dunia. Sianty tak lantas percaya.

Ia berusaha memastikan dengan bertanya ke setiap orang. "Semua bilang Mirna sudah tak ada. Saya pegangin tangan anak saya, terus 'Mir bangun, Mir. Ini mama, bangun'. Saya bilang 'Ini mama'. Saya kehilangan, 'Tolong deh Mir, ini mama, bangun, ceritain'," lanjut Sianty.

Istri dari Edi Darmawan Salihin itu mengira Mirna sedang tidur. Namun, dokter menyampaikan bahwa Mirna sudah tak bernyawa lagi.

Darmawan, kata Sianty, saat itu berusaha membantu Mirna kembali hidup. Sementara itu, Sianty tak mampu lagi berpikir.

Ia hanya fokus dan memegang erat Mirna serta berharap anaknya itu bisa kembali hidup.

"Sampai saya bilang, 'Tolong Tuhan, saya tak mau kehilangan anak saya'," kata Sianty.

Ketidakpercayaan Sianty bahwa Mirna tak ada masih membekas jelas di ingatannya saat ini.

Namun, ia saat itu juga melihat bibir Mirna agak hitam sehingga Sianty tersadar bahwa Mirna sudah meninggal dunia. 

"Saya lihat bibirnya sudah agak hitam. Saya bilang, 'Mirna sudah tak ada, sebagai manusia biasa saya tak tahu harus ngomong bagaimana'," ujar Sianty.

(Baca juga: Kuasa Hukum Jessica Meminta Jaksa Putar Seluruh Rekaman CCTV di Olivier)

Mirna meninggal setelah meminum kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut.

JPU memberi Jessica dengan dakwaan tunggal, yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Kompas TVIbunda Mirna Akhirnya Angkat Bicara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator Busway

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator Busway

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com