JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 15 rumah di cluster Mini Country, RT 10 RW 05 Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (25/7/2016) siang, masih terendam banjir setinggi 30 sentimeter. Cluster ini memang sudah jadi langganan banjir tiap hujan karena datarannya yang lebih rendah daripada Sungai Pesanggrahan.
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebutkan, Pemprov DKI ingin membeli permukiman kecil itu untuk dijadikan waduk. Namun warga menolak tanahnya dibeli walau setiap tahun mengalami banjir.
Salah seorang warga, Lutfhie Eddi Suyanto (50), mengatakan, alasan warga tak mau melepas tanahnya karena takut Pemprov membeli tanpa prosedur yang benar.
"Dulu waktu normalisasi (Sungai Pesanggrahan), beberapa tanah kami ada yang dibeli, termasuk tanah saya. Itu nggak dibayarkan sepenuhnya, rata-rata dipotong 100-200 meter," kata Luthfie saat ditemui di rumahnya, Senin.
Ia menyatakan, sebenarnya ia dan warga mau saja jika tanahnya dibeli. Namun ia menolak jika harga yang diberikan Pemprov tidak sesuai.
"Bisa saja di-appraisal oleh pemerintah, masalahnya sekarang masih beda-beda. Ada yang 25 juta per meter, ada yang 30," kata Luhfie.
Banjir menggenangi puluhan rumah warga di RW 05 Ulujami, Pesanggrahan, sejak Jumat siang pekan lalu. Tanggul yang membatasi permukiman itu jebol karena tak kuat menahan air kiriman dari Bogor.
Tanggul saat ini masih dalam perbaikan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya berkomentar soal pemilik rumah di Mini Country yang posisinya berada di lahan bekas danau.
"Itu dia bikin rumahnya tuh di lokasi bekas danau tapi punya sertifikat," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu lalu.
Ia mngatakan, sulit jika harus memasang pompa untuk lahan yang hanya ditempati enam rumah. Dia mengatakan, hal tersebut tidak layak.
"Enggak mau jual dia. Dia bilang banjir cuma sehari ini, besok juga lewat lagi. Ya sudah loe nikmatin banjir saja deh," kata Ahok.