Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalisasi Kali Pesanggrahan Terputus di Ulujami

Kompas.com - 26/07/2016, 08:14 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di antara permukiman bernama Mini Country di Kompleks Perdatam, Ulujami, Jakarta Selatan, sebuah tembok besar membatasi perumahan warga dengan Kali Pesanggrahan. Tingginya mencapai tujuh meter dari permukaan jalan.

Di atas tembok itu, membentang jalan inspeksi selebar 10 meter. Ujung salah satu jalan inspeksi tak bernama itu akan mengantarkan anda ke TPU Tanah Kusir.

Sementara ujung satunya berakhir di sebuah rawa-rawa di sisi kali. Jalan inspeksi yang belum selesai itu kini hanya jadi tempat santai bagi warga yang ingin memancing. Lapisan-lapisan beton menganggur di ujung jalan, menunggu pembangunan dilanjutkan.

Jalan inspeksi ini adalah bagian dari normalisasi Kali Pesanggrahan yang membentang dari ruas Cengkareng Drain ke hulunya di Lebak Bulus. Salah satu ruas yang diprioritaskan pembangunannya adalah Tanah Kusir - Pos Pengumben.

Terputus di Ulujami

Koordinator Cepat Tanggap Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Iwan Jatmiko menuturkan sejak 2014 pihaknya berhenti mengerjakan normalisasi Kali Pesanggrahan di ruas ini. Penyebabnya klasik, masalah pembebasan lahan.

"Yang di Ulujami ini terkendala pembebasan lahan, salah satu lahan yang sulit dibebaskan itu milik Lemigas," ujar Iwan di Jakarta, Senin (25/7/2016).

Lahan milik Lemigas ini membatasi rumah warga di Komplek Perdatam dengan Kali Pesanggrahan. Namun Jumat (22/7/2016), tanah milik Lemigas ini terendam air setinggi satu meter lebih.

Tembok pembatas antara Lemigas dengan Perdatam yang menjadi tanggul pun, akhirnya ambrol dan air pun membanjiri rumah warga. Normalisasi yang sudah dilakukan di Tanah Kusir dan Deplu, membuat Kali dengan lebar 20-30 meter menanggung debit air yang besar.

Namun di Ulujami dan Cipulir, arus yang makin besar apalagi jika Bogor hujan ini hanya ditahan dengan tanggul seadanya. Belum lagi pepohonan yang membuat arus tidak lancar sehingga air meluapi tanah di sekitarnya.

Salah satu cluster di Ulujami yang selalu kebanjiran tiap hujan adalah Mini Country. Dataran yang di atasnya berdiri 15 rumah ini memang sangat rendah.

Dulunya di dekade 80-an, permukiman ini adalah empang milik salah seorang warga. Warga itu kemudian menjualnya ke pihak swasta dan dikembangkan menjadi rumah-rumah.

Agar tidak menjadi penampungan air bagi di Komplek Perdatam, jalan di Mini Country ditinggikan hingga 80 sentimeter. Namun banjir tetap saja terjadi selama 10 tahun terakhir. (Baca: Pelebaran Kali Pesanggrahan, 200 Rumah di Pondok Pinang Akan Digusur)

Keinginan warga

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pun gerah jika harus terus-terusan menurunkan pompa air untuk mengatasi banjir di permukiman ini. Ia berencana membeli saja seluruh lahan ini. Namun lagi-lagi, pembebasan lahan terkendala kekhawatiran warga.

Warga menolak karena saat pembebasan lahan untuk normalisasi Kali Pesanggrahan beberapa tahun silam, mereka dicurangi. Warga pun menanggapi santai Gubernur Basuki yang membiarkan banjir mengepung mereka tiap hujan.

"Saya yakin Pak Gubernur itu tidak komprehensif memahami masalah di sini karena tidak diberi laporan yang sesuai sama bawahannya, kami bersedia saja sebenarnya dibeli asalkan tidak membuat kami tidur di bawah kolong jembatan," kata Lutfhie Eddi Suyanto, salah satu warga. (Baca: Solusi yang Diusulkan Warga Ulujami untuk Tanggulangi Banjir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com