Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Waktu Dengar Sunny Ngomong ke Sanusi Gitu, Aduh Akrab Bener

Kompas.com - 26/07/2016, 16:19 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak mengetahui stafnya, Sunny Tanuwidjaja, sering berkomunikasi dengan Mohamad Sanusi. Setelah mendengar rekaman percakapan keduanya dalam sidang, Basuki menilai keduanya begitu akrab.

"Aku enggak tahu (Sunny dan Sanusi sering komunikasi). Aku waktu denger dia ngomong gitu, aduh akrab bener," ujar Ahok (sapaan Basuki), di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (26/7/2016).

Dalam persidangan kasus suap reklamasi kemarin, jaksa sempat memutar rekaman percakapan antara Sunny dan Sanusi. Dalam rekaman pembicaraan, Sanusi kembali mengutarakan adanya pembagian jatah yang tidak merata bagi anggota dewan.

Hal tersebut yang menyebabkan peserta rapat paripurna tidak pernah mencukupi syarat pengambilan keputusan. Akibatnya, rapat paripurna untuk pengesahan dua Raperda terkait reklamasi tidak juga dimulai, bahkan ditunda selama tiga kali dijadwalkan.

Saat dikonfirmasi Jaksa seputar rekaman tersebut, Sunny mengaku bahwa ia hanya menanyakan kepada Sanusi alasan pembahasan raperda reklamasi tidak kunjung selesai.

Sunny mengaku tidak mengetahui apa yang dikatakan Sanusi. Ia meminta Jaksa mengklarifikasi pembicaraan tersebut langsung kepada Sanusi.

Meski dalam rekaman Sunny sempat menyebut nama salah satu direktur pengembang, Sunny membantah jika dia mengetahui adanya aliran suap.

Berikut potongan percakapan Sanusi dan Sunny melalui telepon pada 19 Maret 2016:

 

Sunny: Ah gua yang susah lu gila lu
Sanusi: Gue-gue ikut lu, kalo lu "ci sini" gua langsung berangkat bro
Sunny: Tertawa
Sanusi: Gimana?
Sunny: Gua per kita perlu ngobrolin soal itu, belum ketok-ketok itu
Sanusi: Aduh udah gua bilang lah, lu nih, gua kemarin si Harco telpon kan
Sunny: Ha terus
Sanusi: Gua bilang sampai gua datangin, ini ga beresin, ngarti ga lu. Si Sepuluh tetep pimpinannya, enggak tahu lah, enggak smooth-in orang, ngerti enggak lu. Gua bilang head to head. Orang ini track satu tarik klek, tuktataktek, jadi kok ini enggak bro

Sunny: Wah gawat dong
Sanusi: Yah gua udah kemarin tuh sampai gua bilang ee sama Arisman juga sama teman-teman
Sunny: He-eh
Sanusi: Gua bilang ini paling ga jadi lagi
Sunny:Hehe
Sanusi: Ah lu mas, yah gua udah tahu, orang gini lho jadi gini, ini bukan rahasia umum, lepas dari orang bilang takut wah begana begini, begana begini 
Sunny: Iya 
Sanusi Ngeri enggak lu
Sunny: Iya
Sanusi: Tapi bukan rahasia umum
Sunny: Iya

Sanusi: Kalau bukan rahasia umum, jadi lu harus head to head, datengin, o ini kunci si Z datengnin, jangan semua dipegang satu orang, bagi dong. Maksudnya gua gitu loh
Sunny: Ooh
Sanusi: Nah gua udah arahin banget tapi gua ga diinsturksiin, gua gak berani bro, ngerti ga lo Sunny: ooh
Sanusi:  Jadi ee si Sepuluh ga itu, ini ginilah ini ada ada serakah-serakahan juga, ngerti ga lu Sunny: (tertawa)
Sanusi: Ga cakep lah, pokoknya benar-benar gua gua sih terus terang aja, tapi karena gua kan prajurit gitu kan, maksud gua  gua udah berkarya, gua ini prajurit, gua gak bisa karena direct orang sama gitu yah, terus gua anak bawah

Sanusi: Kan ga berani gua dong, gua hargai kalau gua orangnya jaga etika gitu sepanjang ga diinstruksikan sama yang di..
Sunny: Oh tapi kuncinya ada berapa
Sanusi: Ya gak banyak bro kuncinya. Kemarin tuh udah lima puluh satu, ngerti ga lu kan tinggal dua puluhan orang kemarin tanda tangan lima satu kan.

Sanusi: Ini gitu-gitu bro, tapi ini head to head ga bisa lu main-main, tapi kalau lu diemin aja ya gak kumpul, ini kan didiemin bro, seolah-olah dia bilang ini ga berani ga ada isi. Situasi begana-begini kata mereka mereka ya lu ngomong ga berani gua udah tau kasar kan gitu loh

Sunny: Lu udah lapor si Budi segala udah?
Sanusi: Gua udah lapor, gua malah ee gua lapor si Pupung. Pupung langsung telpon lagi, pada saat itu di paripurna Pupung bilang lu lapor gue informasi gue. Gua langsung lapor bos nih. Gua langsung lapor ini gak jadi paripurna neh, jam empat ga jadi udah jam dua jadi gak jadi-jadi bro karena itu yah apa ee termasuk yang Central Park lu jelasin juga gitu ini. ee gua kan kalau lu tahu gua kalau main dong igut kan ngerti gak lu

Sunny: Dia ga, dia ga mau keluar kali tuh yang Central Park
Sanusi: Gua gak ngerti, maksudnya gua gua ngelaporin ke dia kan, dia kan cuma Central Park sama Harco kan
Sunny: Iya betul
Sanusi: Ha tapi maksdunya gua kan dia didelegasinya kan langsung kepada ketua dong, gua kan anggota gua gak berani 
Sunny: iya ya
Sanusi: termasuk sama lantai sepuluhnya PDIP-nya
Sunny: Iya betul

Sanusi Tapi gua gak ngerti juga maksunya gua udah ingetin mereka waktu mau ketemu di PIK itu
Sunny: He eh
Sanusi: kan datang semua tuh
Sunny: He eh
Sanusi: Gua dampingi, kan dia tanya gua baiknya gimana Ci, ini lantai sepuluh nih PDIP lantai sepuluh kan nanya gua
Sunny: Iya iya
Sanusi: Gua bilang gini caranya, ini satu ini begini, ini dua begini, lu dari fraksi nanti paripurna begini, balegda begini.

Kompas TV Staf Ahli Ahok Akui Ada Komunikasi dengan Sanusi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com