JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengibaratkan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri seperti mertuanya. Pernyataan itu dilontarkan Ahok saat menceritakan pertemuannya dengan Megawati beberapa waktu lalu.
Menurut Ahok (sapaan Basuki), saat itu Megawati sempat menanyakan hubungannya dengan wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat. Ahok mengatakan, pertanyaan itu dilontarkan Megawati saat dirinya memutuskan akan maju melalui jalur independen bersama dengan Heru Budi Hartono beberapa bulan silam.
Saat itu, kata Ahok, Megawati merasa heran. Sebab, saat awal menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok merupakan orang yang ingin Djarot menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Kayak menikah, sama, mertua nanya aja, emang anak gue ada salah apa?" ujar Ahok di Balai Kota, Kamis (28/7/2016).
Ahok telah memutuskan akan maju ke Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 melalui jalur partai politik. Namun, ia belum menentukan calon wakilnya.
Di sisi lain, Ahok merencanakan ingin menemui Megawati dalam waktu dekat. Tujuannya untuk menanyakan kepastian dukungan dari PDI-P.
Ahok mengaku tidak tahu apa keputusan yang akan diambil Megawati. Ia mengaku tidak keberatan jika Megawati akan mendukung dan memintanya berpasangan dengan Djarot.
"Saya kan memang lebih suka berpasangan dengan Pak Djarot. Enggak ada masalah apa-apa juga," kata Ahok.
Sementara mengenai nasib Heru, Ahok menyatakan bahwa birokrat Pemprov DKI yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) itu bukan orang yang ambisius.
"Pak Heru cuma pengin saya terpilih kembali, itu aja," kata Ahok.
Pada Rabu kemarin, Ahok menyatakan akan maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017 melalui jalur partai politik. Sampai saat ini, ada tiga partai politik yang siap menjadi kendaraan politiknya, yakni Partai Golkar, Nasdem, dan Hanura.
Jumlah kursi di DPRD DKI dari ketiga partai itu jika digabungkan mencapai 24 kursi. Adapun jumlah minimum kursi di DPRD DKI bagi parpol atau gabungan parpol yang ingin mengusung pasangan calon gubernur dan wakilnya adalah 22 kursi.
Sementara itu, PDI-P sendiri memiliki 28 kursi dan menjadikan mereka satu-satunya partai yang bisa mengusung pasangan calon tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.