Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dramatisnya Suasana Saat Prabowo Pilih Sandiaga Jadi Cagub DKI

Kompas.com - 29/07/2016, 20:33 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah memilih Sandiaga Uno sebagai calon gubernur yang akan diusung partainya dalam pilkada DKI Jakarta 2017. Keputusan itu disampaikan Prabowo dalam Rapat Koordinasi Nasional Gerindra, di Hambalang, Jawa Barat, pada Jumat (29/7/2016) sore.

Panji Gunardi, sahabat yang mendampingi Sandiaga hadir dalam acara itu mengatakan, suasana cukup riuh saat Prabowo menunjuk bakal cagub yang akan diusung Gerindra.

"Setelah pagi apel, lalu diisi acara pembekalan, sorenya pas pidato Bapak (Prabowo) bilang 'kita juga punya tugas besar untuk meletakkan kepemimpinan kita di Gubernur Jakarta. Orangnya itu ada di antara kita'," kata Panji, menuturkan ucapan Prabowo saat itu.

Menurut Panji, kader Gerindra nampak penasaran dengan ucapan Prabowo. Lalu banyak kader Gerindra meminta Prabowo menyebut nama figur yang akan diusung pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Masa kalian begitu saja enggak tahu sih?" kata Panji, kembali menirukan ucapan Prabowo.

Setelah mengucapkan itu, Prabowo mengakhiri pidatonya dengan mengucap salam.

Namun, saat turun dari panggung, para kader terus mendesak Prabowo untuk menyebut nama figur yang akan diusung pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Setelah itu, kata Panji, Prabowo pun menuju kursi yang diduduki Sandiaga. Semua kader Gerindra yang hadir pada acara itu masih memerhatikan dan menyaksikan ketika Prabowo menepuk bahu serta menyalami Sandiaga.

Saat itu juga, nama Sandiaga langsung dielu-elukan kader Gerindra.

"Bapak mendatangi Sandi, menepuk bahu, terus memegang tangan Sandiaga. Semua teriak Sandi... Sandi... Sandi, langsung hujan deras," ucap Panji.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik membenarkan bahwa Prabowo memutuskan Sandiaga sebagai figur yang akan diusung pada Pilkada DKI 2017.

"Sudah ada, Sandiaga Uno yang jadi cagub," kata Taufik, kepada Kompas.com.

Taufik mengatakan, salah satu alasan Sandiaga dipilih adalah karena dia merupakan kader internal.

"Saya kira lebih kepada karena dia kader internal. Karena kalau soal nilai, kayaknya semua sama ya," ujar Taufik.

Kompas TV Solusi Sandiaga untuk Masalah di DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com