Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2016, 09:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah memutuskan maju melalui jalur partai politik pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Ada tiga partai politik yang sudah memutuskan untuk mengusungnya, yakni Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.

Pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, pria yang akrab disapa Ahok itu juga maju melalui jalur partai politik diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Gerindra. Ahok merasa senang karena dirinya tidak perlu mendekati partai dan memberi mahar demi mendapat dukungan.

"Waktu PDI-P sama Gerindra calonkan saya, kan enggak pakai mahar juga. Dua partai ini merasa butuh untuk mempertontonkan kepala daerah yang sudah terbukti jadi enggak pakai mahar," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/8/2016).

Pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, pasangan Jokowi-Ahok diusung oleh PDI-P dan Gerindra. Jokowi saat itu merupakan Wali Kota Surakarta dan Ahok pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.

Ahok menyatakan, dasar dukungan partai politik bukan lagi dengan mahar, melainkan dengan melihat kinerja seseorang. Hal ini pula, kata dia, yang membuat Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar akan mengusungnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Politisi se-Indonesia makin yakin sekarang. Kalau saya laku, ada rakyat mau dukung, kerja nyata, partai yang melamar kami dan partai yang akan dukung kami," kata Ahok.

Ahok menceritakan, dahulu pandangan warga tentang politisi sangat buruk. Politikus harus mendatangi partai dan memberi mahar untuk meraih dukungan. Padahal, tidak ada partai politik yang meminta mahar untuk mengajukan seseorang pada Pilkada.

Menurut Ahok, partai politik akan cenderung melihat kepala daerah yang telah berhasil membangun daerahnya.

"Pasti dia (kepala daerah) akan bekerja baik melayani rakyatnya. Karena dari pengalaman kami (Jokowi-Ahok) kan, jadi ini akan menguntungkan siapa? Seluruh Indonesia," kata Ahok.

Dana kampanye

Di sisi lain, Ahok tak memungkiri membutuhkan banyak dana untuk berkampanye. Lagi-lagi, Ahok merasa diuntungkan karena tak perlu mengeluarkan biaya sebagai modal kampanyenya.

Bahkan, partai politik pengusung telah berjanji akan menyumbang dana kampanye bagi pemenangan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Saya ketemu makan di restoran saja, aku mau bayarin mereka (anggota parpol), malah mereka yang bayarin makannya. Dia bilang, 'kami lebih kaya daripada gubernur', ya sudah," kata Ahok mengikuti perkataan anggota tiga parpol pengusung.

Menurut dia, Ketua Fraksi Nasdem DPR RI Victor Laiskodat pernah berbicara yang membuatnya tergelitik.

"Dia bilang, 'Ah ini orang (Ahok) mah enggak ada apa-apa, enggak ada duitnya, rumahnya juga enggak ada apa-apanya'. Ya itu kan artinya di mata mereka, saya enggak punya duit nih, bagus kan?" kata Ahok sambil tertawa.

Halaman:


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com