Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Harus Menetap di Alamat Sesuai KTP jika Ingin Lolos Verifikasi untuk Calon Independen

Kompas.com - 03/08/2016, 14:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Soemarno menyatakan data KTP untuk calon independen tidak boleh bersifat "numpang KTP".

Ia memastikan data KTP pendukung calon independen yang masuk kategori tersebut tidak akan lolos verifikasi faktual. Soemarno menyatakan, pendukung calon independen yang menyerahkan data KTP dukungan haruslah warga yang menetap secara permanen di alamat sesuai yang tertera di KTP.

"Kalau dia KTP-nya DKI, tapi tidak tinggal di alamat yang tercantum, misal ternyata tinggalnya di Singapore atau di Depok, ya tidak bisa," kata Soemarno di Kantor KPU DKI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016).

KPU DKI Jakarta mulai membuka kesempatan bagi bakal calon independen yang ingin maju di Pilkada DKI Jakarta 2017 untuk menyerahkan data KTP sebagai syarat dukungan mulai Rabu (3/7/2016) hari ini.

Kesempatan untuk menyerahkan data KTP diberikan selama lima hari, tepatnya pada 3-7 Agustus 2016. Sementara itu, verifikasi faktual dijadwalkan akan dilakukan mulai 21 Agustus hingga 3 September 2016. Soemarno memastikan verifikasi faktual akan dilakukan dari rumah ke rumah.

Jika pemilik data KTP sudah dipastikan tinggal di alamat yang tercantum, namun tidak dapat ditemui, maka ia diberi kesempatan untuk melapor ke Petugas Pemungutan Suara (PPS) sesuai waktu yang akan ditentukan.

"Jadi harus dicek apa benar dia tinggal di situ. Kalau nanti yang bersangkutan memang tidak bisa ditemui, baru dikasih waktu tiga hari supaya yang bersangkutan mendatangi PPS di satu tempat," ucap Soemarno. (Baca: Jika Data KTP Dukungan Kurang, Apa yang Harus Dilakukan Calon Independen?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com