Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Becakayu Membuat Perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan di Kalimalang Berbeda

Kompas.com - 16/08/2016, 21:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan 17 Agustus di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur kini tidak seperti dulu lagi. Adanya proyek Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) sedikit banyak mengganggu persiapan perayaan kemerdekaan yang biasa digelar setiap tahunnya.

Pantauan di lokasi, sejumlah area perlombaan yang biasanya dipersiapkan di kawasan Kalimalang kini jarang terlihat. Arena panjat pinang dan gebuk bantal yang biasanya terlihat berjarak per 100 meter, kini hanya tersisa dua tiga arena saja.

Salah seorang warga, Mursidi (39) mengatakan perayaan 17 Agustus tahun ini tidak semeriah tahun kemarin.

"Dulu mah hampir setiap RT bikin acara panjat pinang di Kalimalang, sekarang paling bisa dihitung," katanya, Selasa (16/8/2016).

Menurutnya, kondisi tersebut akibat adanya pembangunan proyek Tol Becakayu. Pasalnya ada banyak material tanah dan lubang galian yang membuat warga enggan menggelar acara tersebut.

"Kalau warga sih berharap pembangunan cepat selesai agar acara tahunan seperti ini tetap bisa diadakan," katanya.

Ketua panitia perayaan 17 Agustus di RT 10 RW 02, Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur, Hergar (22) mengakui tahun ini pihaknya mengalami kesulitan karena adanya proyek Tol Becakayu.

"Sebelumnya sih enggak pernah ada masalah, cuma karena adanya proyek Tol Becakayu ini jadinya arus (air Kalimalang) lebih kencang," ungkapnya.

Hergar menyebut pihaknya selalu menggelar acara perayaan kemerdekaan setiap tahun. Meski demikian perayaan sempat terhenti selama dua kali karena berbarengan dengan bulan puasa.

"Udah dari tahun ke tahun ini dilakukan, memang udah tradisi. Cuma sempat vakum dua tahun karena barengan pas puasa tahun 2010-2011," ujarnya.

Sementara itu, untuk tahun ini pihaknya menyiapkan dua tiang panjat pinang yang diletakkan di atas Kalimalang. Sejumlah hadiah pun dipersiapkan mulai dari eektronik, kompor gas, dispenser, setrikaan, sepeda, hingga dan yang lainnya.

"Medannya juga lebih ekstrim karena maju sendiri, ada juga peserta yang nantinya jalan di atas pinang. Untuk antisipasi kita udah siapin P3K sama kru di air, regu juga udah kita siapin. Persiapan sudah dimatangin dari jauh-jauh hari sejak dua minggu lalu," tuturnya. (Junianto Hamonangan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com