JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengaku tidak memahami perkembangan politik terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurur Sjafrie, posisinya yang bukan sebagai kader partai politik menyebabkannya tak memiliki akses informasi terkait pilkada tersebut.
"Kalau saya kader kan saya bisa tanya ke partai. Ya kalau saya bukan kader mau tanya apa? Saya (dari) pertama (saja) tidak memahami akan diikutsertakan," ujar Sjafrie, di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (20/8/2016).
Sjafrie mengungkapkan, niatnya maju pada Pilkada DKI tergugah oleh dorongan tokoh masyarakat dan partai politik. Ia mengaku tak berpengalaman di dunia politik sehingga hanya berusaha mendekati warga tanpa pernah melakukan lobi ke partai politik.
Kini, Sjafrie akan menerima jika tidak ada partai yang mengusungnya sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur. Ia menyatakan tak ada masalah meski Partai Gerindra yang sempat mempertimbangkan namanya telah memilih Sandiaga Uno untuk diusung pada Pilkada DKI.
"Jadi memang kalau bukan kader parpol ya harus berjiwa besar, karena itu persyaratan. Dan saya harus bisa memahami itu. Mungkin juga kriteria yang ditentukan oleh parpol untuk memasukkan seseorang ke dalam proses politik berikutnya khususnya kepala daerah di Jakarta, itu mungkin cukup tinggi," kata Sjafrie.
Sjafrie Sjamsoeddin sebelumnya masuk dalam tiga nama penjaringan cagub yang dilakukan Gerindra, bersama Sandiaga Uno dan Yusril Ihza Mahendra. Di antara ketiganya, hanya Sandiaga yang merupakan kader Gerindra, dengan jabatan Wakil Ketua Dewan Pembina. Sandiaga juga aktif bersafari politik menemui warga.