Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Jangan Cuma Rakyat Kecil, yang Punya Gedung dan Mal kalau Salah Digusur Juga Dong

Kompas.com - 28/08/2016, 12:18 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kandidat bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berlaku adil saat hendak menertibkan pelanggar aturan.

Berlaku adil yang dimaksud termasuk dengan menggusur bangunan milik pengusaha yang melanggar atau merugikan penataan kota, seperti gedung-gedung dan mal atau pusat perbelanjaan.

"Kalau (pelanggaran) itu krusial sekali, ada sertifikat karena kesalahan (pemerintah) yang lalu, tidak apa-apa. Pemerintah punya uangnya, kita bebasin tanahnya, kita beli sertifikatnya. Kita jelaskan bahwa ini public domain," kata Sandi saat ditemui Kompas.com di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (28/8/2016) pagi.

Menurut Sandi, para pengusaha sebenarnya mau bekerja sama dengan pemerintah jika diajak bicara baik-baik, diberi pemahaman, dan ada kejelasan soal kompensasi. Dengan menempuh cara seperti itu, penertiban di Jakarta tidak lagi hanya "tajam ke bawah", atau hanya tegas terhadap pelanggar yang berasal dari kalangan menengah ke bawah.

"Jangan hanya rakyat kecil yang ditertibkan, mentang-mentang mereka tidak ada backing. Mereka yang punya gedung dan mal ya digusur juga dong, enggak masalah. Pengusaha selama dikasih kompensasi, diyakinkan, bicara seperti ini, mereka mau kok. Mereka juga mau Jakarta lebih bagus," kata Sandi.

Adapun salah satu kawasan di Jakarta yang menggambarkan pelanggaran penataan kota di atas adalah Kemang, Jakarta Selatan.

Berdasarkan data Litbang Kompas, seperti dikutip harian Kompas pada 20 Desember 2013 dalam artikel, "RTRW Jakarta Dibuat untuk Dilanggar", dijelaskan tentang pengembangan kawasan di Jakarta Selatan yang seharusnya dibatasi karena peruntukannya sebagai daerah resapan air.

Dalam perkembangannya, pada tahun 1983, areal terbangun di Jakarta Selatan masih 26 persen dari luas total. Namun, 20 tahun berikutnya, persentase kawasan terbangun meningkat menjadi 72 persen. Persentase ini lebih besar dibandingkan dengan proporsi daerah terbangun di Jakarta Timur.

Kemang adalah salah satu kawasan di Jakarta Selatan yang mengalami pembangunan pesat tetapi tak sesuai dengan peruntukannya.

Kompas TV Kemang Tergenang Banjir 80 Cm
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com