Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Bantah Memecah "Koalisi Kekeluargaan"

Kompas.com - 13/09/2016, 17:49 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa partainya tak berniat memecah "Koalisi Kekeluargaan". Koalisi tersebut merupakan kumpulan tujuh partai politik yang ingin bersama-sama memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Hidayat mengatakan, PKS memutuskan mengajukan Mardani Ali Sera sebagai bakal calon wakil gubernur pendamping bakal calon gubernur DKI, Sandiaga Uno, karena Koalisi Kekeluargaan belum memiliki keputusan bersama terkait figur yang akan diusung.

Adapun Koalisi Kekeluargaan terdiri dari PKS, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Hidayat menuturkan, dalam keputusan yang diambil Koalisi Kekeluargaan, opsi pertama memutuskan untuk menunggu calon yang akan diusung PDI-P selama dua pekan sejak keputusan itu diambil.

Namun hingga kini, PDI-P belum menentukan sikap dan akhirnya PKS mengambil opsi kedua yaitu mengusulkan bakal calon yang berada di luar PDI-P.

"Pertama tidak benar PKS memecah koalisi karena keputusan pertama koalisi memberikan waktu dua minggu kepada PDI-P untuk mencalonkan dan nyatanya satu bulan lebih dari ketentuan koalisi tidak mencalonkan," ujar Hidayat, kepada Kompas.com, Selasa (13/9/2016).

Setelah PKS menawarkan Mardani Ali Sera sebagai bakal calon pendamping Sandiaga, PKB dan PPP mengancam batal memberikan dukungan. PKB dan PPP bahkan akan mengalihkan dukungan untuk Yusril Ihza Mahendra.

"Kami serahkan kepada Gerindra, kami kan cuma wakil gubernur, kami minta Gerindra untuk komunikasi dengan partai lain. Tapi yang harus diingat di Koalisi Kekeluargaan belum ada diputuskan cawagub," ujar Hidayat.

Kompas TV Sandiaga Uno Belum Tentukan Nama Calon Wakil Gubernur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com