JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa partainya tak berniat memecah "Koalisi Kekeluargaan". Koalisi tersebut merupakan kumpulan tujuh partai politik yang ingin bersama-sama memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Hidayat mengatakan, PKS memutuskan mengajukan Mardani Ali Sera sebagai bakal calon wakil gubernur pendamping bakal calon gubernur DKI, Sandiaga Uno, karena Koalisi Kekeluargaan belum memiliki keputusan bersama terkait figur yang akan diusung.
Adapun Koalisi Kekeluargaan terdiri dari PKS, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Hidayat menuturkan, dalam keputusan yang diambil Koalisi Kekeluargaan, opsi pertama memutuskan untuk menunggu calon yang akan diusung PDI-P selama dua pekan sejak keputusan itu diambil.
Namun hingga kini, PDI-P belum menentukan sikap dan akhirnya PKS mengambil opsi kedua yaitu mengusulkan bakal calon yang berada di luar PDI-P.
"Pertama tidak benar PKS memecah koalisi karena keputusan pertama koalisi memberikan waktu dua minggu kepada PDI-P untuk mencalonkan dan nyatanya satu bulan lebih dari ketentuan koalisi tidak mencalonkan," ujar Hidayat, kepada Kompas.com, Selasa (13/9/2016).
Setelah PKS menawarkan Mardani Ali Sera sebagai bakal calon pendamping Sandiaga, PKB dan PPP mengancam batal memberikan dukungan. PKB dan PPP bahkan akan mengalihkan dukungan untuk Yusril Ihza Mahendra.
"Kami serahkan kepada Gerindra, kami kan cuma wakil gubernur, kami minta Gerindra untuk komunikasi dengan partai lain. Tapi yang harus diingat di Koalisi Kekeluargaan belum ada diputuskan cawagub," ujar Hidayat.