JAKARTA, KOMPAS.com — Masa pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 telah berlangsung sejak Rabu (21/9/2016) kemarin.
Pada hari pertama pendaftaran, Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, diramaikan oleh massa pendukung sekaligus penolak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kedatangan mereka bertepatan dengan pendaftaran Ahok bersama wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, menjadi bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI.
Massa pendukung Ahok-Djarot mulai mendatangi KPU DKI sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka menggunakan kaus relawan Ahok-Djarot. Ada juga yang memakai seragam partai pengusung, yakni PDI-P, Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Nasdem.
Para pendukung Ahok-Djarot membentangkan spanduk bertuliskan "Sudah Teruji dan Terbukti". Mereka juga mengibarkan bendera partai-partai pengusung. Meski sempat mencari tempat untuk berteduh, massa pendukung Ahok-Djarot kembali berkumpul di depan Kantor KPU DKI dan terus meneriakkan dukungan mereka di tengah hujan deras. (Baca: Di Kantor KPU DKI, Yel-yel "Ahok-Djarot Menang" Berkumandang)
Mereka juga mengumandangkan yel-yel dukungan "Ahok-Djarot menang" sambil bertepuk tangan. "Gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok-Djarot menang," begitu mereka menyanyikan yel-yel dukungan.
Para pendukung terus bersorak-sorai hingga Ahok-Djarot meninggalkan Kantor KPU DKI sebelum kemudian membubarkan diri.
Sekitar satu jam setelah Ahok-Djarot meninggalkan Kantor KPU DKI, giliran massa yang menamakan diri Aliansi Gerakan Selamatkan Jakarta (GSJ) mendatangi Kantor KPU DKI untuk berunjuk rasa.
Aktivis perempuan Ratna Sarumpaet datang bersama mereka dan menemui Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno. Dia dan perwakilan massa yang bertemu Sumarno meminta KPU untuk tidak meloloskan calon yang cacat moral dan cacat hukum.
Massa GSJ berunjuk rasa menggunakan pakaian berwarna hitam dan pengikat kepala berwarna merah putih sambil membentangkan spanduk bertuliskan penolakan terhadap Ahok.
"Kami ingin mengawal dan menginginkan Kota Jakarta dipimpin oleh orang yang bersih," ujar salah satu orator menggunakan pengeras suara.
Setelah mereka melakukan pertemuan dengan Sumarno, Ratna dan massa yang melakukan aksi kemudian membubarkan diri. (Baca: Massa Penolak Ahok Berunjuk Rasa di KPU DKI)