JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta untuk bisa berlaga pada Pemilihan Kepala Daerah 2017, Rabu (21/9/2016) kemarin. Ia maju bersama dengan wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat.
Djarot merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang merupakan salah satu partai pengusung Ahok. Massa kader PDI-P sendiri tampak ikut serta saat Ahok dan Djarot mendaftar kemarin.
Saat berkumpul di halaman Kantor KPU DKI, mereka tampak tak henti-hentinya menyanyikan yel-yel penyemangat untuk Ahok, tak terkecuali yel-yel dengan nada sindiran ke Ahok yang pernah dinyanyikan para pengurus DPD PDI-P beberapa waktu lalu.
Yel-yel yang dimaksud di sini adalah yel-yel berisi lirik "Ahok Pasti Tumbang". Hanya, kini bagian "Ahok Pasti Tumbang" telah berganti menjadi "Ahok Pasti Menang". (Baca: Ini Yel Terbaru Kader PDI-P Setelah Partainya Resmi Dukung Ahok-Djarot)
Perubahan lirik hanya terjadi pada bagian tersebut. Sementara itu, lirik pada bagian lainnya masih sama seperti sebelumnya, yakni "bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok pasti menang (sebelumnya Ahok pasti tumbang).
Pada Agustus lalu, sebuah video berdurasi 32 detik yang berisi kader PDI-P menyanyikan yel-yel penolakan terhadap Ahok beredar di media sosial.
Ada beberapa kader PDI-P yang terlihat dalam video tersebut, mulai dari Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Bambang DH, Sekretaris DPD Prasetio Edi Marsudi, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Gembong Warsono. Meski sempat menolak, pasca-keputusan ketua umum partainya, Megawati Soekarnoputri, para kader PDI-P DKI kini menyatakan sepenuhnya mendukung Ahok.
"Ya pokoknya apa pun keputusannya kami siap. Jadi, apa pun yang sudah diputuskan Ibu Ketua Umum dan DPP partai ya itu hasilnya," ujar Gembong.
Megawati sudah menyatakan menggunakan hak prerogatifnya saat menunjuk Ahok sebagai calon gubernur yang akan diusung partainya pada Pilkada DKI 2017.
"Kali ini saya menggunakan hak prerogatif saya sebagai ketua umum. Saya memberi tahu ke semua jajaran struktural partai dari tingkat atas sampai tingkat bawah," kata Mega di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016). (Baca: Pernah Nyanyikan "Ahok Pasti Tumbang", Ini Kata DPD PDI-P DKI jika Ahok Jadi Diusung)
Ia menyampaikannya jelang bertolak ke Kantor KPU DKI untuk mendampingi Ahok dan Djarot mendaftarkan diri. Menurut Mega, alasannya memilih Ahok karena didasari semangat kebangsaan dan nasionalisme terhadap nilai-nilai ideologi Pancasila.
"Kita adalah satu jiwa Bhinneka Tunggal Ika. Kami tidak ingin mencari seseorang yang menimbulkan SARA karena Indonesia ini negara dengan kemajemukan luar biasa," ucap Mega.