Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pancasila Harus Semakin Kokoh

Kompas.com - 27/09/2016, 01:39 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Sumber ANTARA

JAKARTA, KOMPAS.com--Pancasila harus semakin kokoh dan menjadi pemersatu bangsa di tengah-tengah adanya potensi konflik antaragama di Indonesia.

Demikian salah satu poin dari hasil diskusi dengan tema "Upaya Merawat Kerukunan Antaragama di Indonesia" yang diadakan KBRI Vatikan, di Vatikan, Italia.

Diskusi dipandu Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan, A Agus Sriyono, dengan pembicara tokoh Mumahadiyah Prof Dr Din Syamsudin dan Sekjen PBNU Dr Marsudi Syuhud. Hadir wakil organisasi kemasyarakatan Indonesia di Roma serta staf diplomatik KBRI Roma dan KBRI Vatikan, demikian Pensosbud KBRI Vatikan Sturmius Teofanus Bate kepada Antara London, Kamis.

Dalam paparannya, baik Prof Din Syamsudin maupun Dr Marsudi Syuhud menyampaikan bahwa peran organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat besar.

Peran aktif kedua organisasi ini dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bersama organisasi keagamaan yang lain seperti KWI, PGI, dan Walubi memiliki posisi sentral dalam penyelesaian setiap permasalahan yang dihadapi umat beragama di Indonesia.

Tidak adanya organisasi semacam ini di negara Timur Tengah, misalnya, mengakibatkan mekanisme penyelesaian konfik antaragama menjadi sulit dilaksanakan.

Dalam rangka membangun harmoni dan toleransi antarumat beragama kedua pembicara sepakat pelunya menekankan aspek persamaan nilai-nilai dalam agama, ketimbang menonjolkan perbedaaannya.

Khusus dalam hubungan Islam-Kristiani, sesungguhnya tidak ada alasan untuk dipertentangkan sebagai sesama agama samawi.

Sementara dalam ranah publik, harus diutamakan kepentingan bersama yang lebih luas, sedangkan dalam ranah individu agama harus menjadi keyakinan pribadi meskipun berbeda dengan keyakinan pemeluk agama lainnya.

Kedua pembicara juga menjelaskan mengenai konsep "Islam Nusantara" dan "Indonesia yang berkemajuan" dimana keduanya bersifat komplementer atau saling melangkapi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa munculnya konsep "Islam Nusantara" merupakan tanggapan atas munculnya pandangan dari luar Indonesia yang tidak berakar pada budaya bangsa Indonesia.

Baik Prof Din Syamsudin maupun Dr Marsudi Syuhud berada di Italia dalam rangka menghadiri Konferensi Internasional tentang Dialog Antaragama di kota Assisi yang berlangsung pada 18-20 September lalu.

Konferensi yang bertema "Thirst for Peace" (Dahaga atas Perdamaian) ini ditutup Paus Fransiskus.*

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com