Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Antrean Panjang Peserta "Tax Amnesty" di KPP Setiabudi Dua

Kompas.com - 30/09/2016, 09:49 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta tax amnesty pada akhir periode pertama di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Setiabudi Dua, Jakarta Selatan, Jumat (30/9/2016), mulai berdatangan sekitar pukul 08.00 WIB.

Setelah mengambil nomor antrean, mereka langsung dilayani petugas sehingga tidak ada antrean panjang.

Kepala KPP Pratama Setiabudi Dua, Rahmi Anggia Dewi, mengatakan, selama periode pertama tax amnesty, tidak pernah ada antrean panjang peserta tax amnesty di kantornya.

"Karena di sini kan bukan perumahan dan kami kan hanya empat kelurahan (cakupannya)," kata Anggi kepada Kompas.com, Jumat pagi.

Alasan lain adalah karena peserta tax amnesty tidak hanya dilayani di satu ruangan.

"Enggak (membludak) karena saya membagi ada beberapa tempat, saya pecah. Jadi, enggak ada antrean panjang. Semua petugas turun, enggak ada shift-shift-an," kata dia.

Dari pantauan Kompas.com, setiap ada peserta tax amnesty yang datang, petugas langsung bertanya dan mengarahkan para wajib pajak ke ruangan yang kosong sehingga mereka langsung dilayani.

"Makin siang makin ramai. Jadi, kalo WP (wajaib pajak) sudah datang dan petugas kami siap, langsung dilayani," kata Anggi.

Tidak adanya antrean panjang dirasakan salah satu peserta tax amnesty, Agnes (45), warga Kelurahan Setiabudi. Dia memuji pelayanan di KPP Pratama Setiabudi Dua.

"Di sini top banget. Saya denger dari teman-teman antreannya panjang, tapi saya enggak pernah ngalamin di Setiabudi Dua," tutur Agnes.

Sejak awal mengurus tax amnesty, Agnes mengaku dibantu untuk mengecek berkasnya satu per satu oleh petugas di KPP Pratama Setiabudi Dua.

Jumat ini merupakan hari terakhir periode pertama tax amnesty sebesar dua persen. Periode kedua tax amnesty sebesar tiga persen akan dimulai pada 1 Oktober - 31 Desember 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com