Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Baru Lahir Tak Bisa Dibawa Pulang dari RS, Orangtua Ingin Mengadu ke Ahok

Kompas.com - 30/09/2016, 11:16 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepasang suami istri, Bob Benny (31) dan Imelda Natalia (30), datang ke Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (30/9/2016) pagi. Keduanya ingin mengadu kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengenai nasib anak mereka yang lahir Agustus 2016.

Bob mengatakan, anaknya lahir dalam keadaan prematur. Bob dan Imelda yang merupakan warga Rawamangun, Jakarta Timur, langsung membawa istrinya ke RS Persahabatan.

"Sebelumnya saya ke RS Rawamangun, tapi tidak ada ruang bayi ICU, anak saya prematur 33 minggu, jadi berisiko tinggi. Lalu saya ke RS Persahabatan, ruang ICU penuh," ujar Bob.

Bob mengatakan, akhirnya dia membawa istrinya ke salah satu rumah sakit milik pemerintah di Jakarta Pusat. Sebab, rumah sakit itu berada paling dekat dari posisi Bob dan Imelda saat itu.

"Saya panik dan akhirnya datang ke yang terdekat saja," kata Bob.

Bob kaget ketika dia ditagih biaya sebesar Rp 51,8 juta. Sementara, Bob dan Imelda baru saja di-PHK dari tempat mereka bekerja.

Bob mengatakan, anaknya sudah satu bulan berada di rumah sakit itu. Sampai saat ini belum bisa dibawa pulang karena dia tidak punya biaya untuk membayar ongkos persalinan.

"Kemarin saya ke sana setelah dapat surat rekomendasi Dinas Sosial. Kata mereka terserah mampunya saya berapa. Saya tanya seadanya saja boleh tidak. Pihak RS bilang 'bukan seadanya, sepantasnya'," kata Bob.

Sebenarnya, masalah ini bisa teratasi jika anaknya memiliki BPJS Kesehatan. Bob mengaku salah karena tidak membuat BPJS untuk anaknya ketika masih dalam kandungan.

Kini dia dalam kondisi tidak ada uang, anaknya tertahan di rumah sakit dan tidak bisa dibawa pulang.

Hari ini, pasangan suami istri itu ke Balai Kota untuk mengadu kepada Ahok mengenai masalah tersebut. Dia berharap ada solusi setelah bertemu dengan Ahok.

"Saya berharap Pak Ahok bisa membantu," ujar Bob.

Namun mereka belum bisa bertemu Ahok karena pada Jumat pagi Ahok mendampingi Presiden Joko Widdodo (Jokowi) meninjau pembangunan proyek LRT (Light Rail Transit) dan MRT (Mass Rapid Transit).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com