JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, ide normalisasi sungai melalui program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) sudah terlontar sejak Sutiyoso menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Kesepakatan kontrak program itu dengan Bank Dunia dilaksanakan pada kepemimpinan Fauzi Bowo alias Foke.
"Tapi, siapa yang eksekusi? Itu saya sama Pak Jokowi (mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo)," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/10/2016).
Ahok menyampaikan hal ini untuk menanggapi pernyataan bakal calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Anies sebelumnya menyebut program kali bersih di Jakarta sudah ada sejak pemerintahan Foke.
(Baca: Anies: Proyek Pembersihan Sungai Dimulai Era Foke, Dieksekusi Ahok)
"Biasalah Pak Anies, namanya calon gubernur kan dia bukan petahana. Mungkin dia enggak tahu data, jadi mungkin tim suksesnya cari data juga salah. Jakarta itu enggak butuh program, teori-teori, warga butuh eksekusi dan tindakan nyata," kata Ahok.
Proyek pembersihan sungai di Jakarta, menurut Anies, merupakan realisasi dari JEDI pada tahun 2008 dengan negosiasi pinjaman dari Bank Dunia. Namun, proyek tersebut tidak bisa dilaksanakan karena terganjal dua peraturan pemerintah tentang pinjaman.
Proyek pembersihan sungai baru bisa dimulai pada Maret 2012 setelah pemerintah pusat menerbitkan dua peraturan pemerintah baru terkait pinjaman Bank Dunia. Kemudian proyek JEDI dimulai oleh Jokowi pada tahun 2013. Proyek JEDI kemudian dilanjutkan Ahok.
Pinjaman itu sempat ingin dibatalkan karena Ahok menganggap target yang ditawarkan Bank Dunia terlalu lama. Namun, setelah negosiasi ulang, Bank Dunia menyatakan bahwa target itu dapat disesuaikan.
Program JEDI bertujuan untuk membenahi sistem drainase di Jakarta demi mengurangi dampak banjir tahunan dengan melakukan rehabilitasi dan pengerukan aliran sungai, saluran air, dan cekungan retensi. Sasarannya adalah perbaikan sungai, waduk, dan situ di Jakarta dan sekitarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.