JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memerintahkan anggota TNI menjaga netralitas selama Pilkada Serentak 2017 berlangsung.
Permintaan tersebut juga berkaitan dengan majunya Agus Harimurti Yudhoyono dalam Pilkada DKI 2017. Menanggapi hal itu, Agus setuju dengan amanat Panglima TNI. Tak hanya TNI, Agus juga menyatakan anggota polisi pun juga mesti netral di pilkada.
"Oh iya, harus (netral) dong, TNI Polri harus netral," kata Agus saat dimintai tanggapan tentang amanat Panglima TNI tersebut.
Hal itu ia sampaikan ke awak media usai mengikuti acara konsolidasi dengan relawan di Jakarta Timur, Rabu (5/10/2016). TNI dan Polri harus netral, lanjut Agus, karena itu adalah semangat reformasi yang terjadi di 1998.
"Kami ingin institusi TNI dan Polri terus netral dan itu adalah baik untuk demokrasi kita," ujar Agus.
Sebelumnya, Gatot menyampaikan itu usai upacara peringatan HUT TNI ke-71 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (5/10/2016). Menurut Gatot, pencalonan Agus dapat menimbulkan simpati dari mantan pasukannya.
Simpati ini, lanjut Gatot, dapat mencederai jalannya Pilkada DKI 2017. Ini disebabkan wilayah Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning di Tangerang cukup dekat dengan Jakarta.
"Mantan Mayor Agus adalah Komandan Batalyon di Tangerang, dekat Jakarta. Maka secara psikologis pasti ada prajurit yg simpati untuk mendukungnya," ujar Gatot. (Baca: Panglima TNI Mengaku Berat Lepaskan Agus Yudhoyono)
Karena itu, Gatot telah mengumpulkan petinggi TNI untuk bersama membahas netralitas TNI dalam Pilkada Serentak 2017, termasuk di DKI Jakarta. Perintah untuk menjaga netralitas ini, kata Gatot, juga disampaikan kepada seluruh elemen TNI yang berada di tingkat bawah.
Gatot pun meminta bantuan masyarakat untuk mengawasi netralitas TNI dalam Pilkada Serentak 2017. Masyarakat, kata Gatot, dapat melaporkan ke instansi militer terdekat jika melihat indikasi ketidaknetralan anggota TNI.