Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Hasil Survei LSI, Djarot Bilang "Itu Kan kalau..."

Kompas.com - 08/10/2016, 17:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil gubernur petahana DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, enggan berkomentar banyak mengenai hasil survei Lingkaran Survei Indonesia yang menyebut dia dan pasangannya, bakal calon gubernur, Basuki Tjahaja Purnama, akan kalah jika bertarung head to head dengan pasangan lain pada Pemilihan Kepala Daerah 2017.

"Itu kan kalau, if if if, masih if if if," ujar Djarot usai menghadiri sebuah acara di Kampus Universitas Moestopo Beragama, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10/2016).

(Baca juga: PDI-P: Wajar Elektabilitas Ahok Turun)

Menurut Djarot, menurunnya tingkat elektabilitas bukan merupakan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. "Justru itu bikin kami lebih semangat kerja," tambah dia.

Berdasarkan hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia, pasangan Basuki dan Djarot akan kalah apabila dihadapkan dengan satu pasang calon (head to head), yakni dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno atau Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Kondisi demikian berlaku apabila pilkada dilakukan pada hari responden disurvei.

"Ada empat alasan mengapa pasangan Ahok (sapaan Basuki)-Djarot kalah jika head to head, yaitu soal perpindahan dukungan, pemilih muslim, pemilih bukan etnis tertentu, dan sentimen anti-Ahok," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, saat merilis hasil survei LSI bertajuk "Isu Agama Kalahkan Ahok?" di Kantor LSI, Jumat (7/10/2016) sore.

(Baca juga: Hasil Survei LSI jika Ahok-Djarot "Head to Head" dengan Salah Satu Pasangan Pesaingnya )

Menurut dia, survei ini dilakukan pada periode 28 September sampai 2 Oktober 2016, dengan total 440 warga DKI Jakarta yang menjadi responden.

Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menggunakan metode multistage random sampling.

Adapun margin of error dalam survei ini plus minus 4,8 persen, dengan sumber dana dari kas internal LSI.

Survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif yang mencakup focus group discussion, media analisis, dan depth interview.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com