Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datang ke Tanah Abang, Anies Kenang Masa Mudanya

Kompas.com - 21/10/2016, 14:24 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bakal calon gubernur DKI Jakarta. Anies Baswedan, menceritakan pengalaman masa mudanya yang memiliki kesan tersendiri tentang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Cerita itu disampaikan kepada para pewarta ketika Anies blusukan ke Pasar Blok G Tanah Abang, pada Jumat (21/10/2016).

"Ketika SMA, saya rutin datang ke Tanah Abang. Kebetulan waktu kami di Yogya, di rumah ada usaha jual mukena, mukenanya home industry. Jadi kain dan rendanya selalu kami beli di Jakarta. Saya anak sulung yang dapat tugas kalau belanja renda ke Jakarta selalu ke Tanah Abang," kata Anies.

(Baca: Di Pasar Blok G, Anies Belanja Kaus Hitam dan Pakaian Tidur Perempuan)

Menurut Anies, saat itu, suasana Tanah Abang memang berbeda jauh ketimbang saat ini. Suasana berbeda yang dimaksud adalah kondisi pasar Tanah Abang saat ini yang semrawut dan macet, sehingga menimbulkan kesan tidak tertata dengan baik.

Tetapi, hal yang tidak berubah di Tanah Abang, menurut Anies, adalah perannya sebagai salah satu sentral tekstil terbesar di Asia Tenggara. Anies juga mengungkapkan, harga produk tekstil yang dijual di Tanah Abang cukup murah dan memiliki kualitas yang baik.

"Saya lihat Tanah Abang ini sebagai sebuah pasar yang punya pengaruh besar. Bukan hanya di Jakarta, tetapi juga di Asia Tenggara. Karena itu, kalau menata Tanah Abang, jangan hanya untuk warga Jakarta, tetapi sebagai sentral ekonomi tekstil untuk banyak negara," tutur Anies.

(Baca: Anies: Semua Survei Beda-beda Ya, Saya Juga Bingung Bacanya)

Pengakuan penduduk di berbagai negara soal Pasar Tanah Abang dicontohkan Anies melalui pengalaman pribadinya. Ketika dia bepergian ke beberapa negara di Afrika, banyak orang yang dia temui tahu dan menanyakan tentang Pasar Tanah Abang.

"Maka dari itu, saya membayangkan, di Pasar Tanah Abang ini harus ada juga yang menunjukkan kalau ini sudah sejak tahun 1700-an. Saya ingin menunjukkan, Jakarta ini kota bersejarah, salah satunya Pasar Tanah Abang. Saya ingin ada satu tempat di Tanah Abang yang bisa memperlihatkan sejarah tempat ini," ujar dia.

Kompas TV Anies Baswedan: Jakarta Maju dengan Pendidikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com