Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Akui Program KIP Sudah Ada di Jakarta

Kompas.com - 31/10/2016, 11:35 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengakui bahwa program Kartu Indonesia Pintar (KIP) telah masuk ke Ibu Kota. Program itu, kata Anies mulai masuk saat dirinya masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Namun, Anies tetap mempermasalahkan peraturan gubernur (Pergub) DKI yang melarang penggunaan KIP jika warga Jakarta telah mendapatkan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Anies mengatakan, pergub tersebut tidak memperbolehkan warga untuk mencairkan uang dari program KIP jika telah menggunakan KJP.

"Uangnya nggak boleh dicairiin. Jadi KIP sudah dikirim ke tiap anak di Jakarta, tapi anak itu tidak berani mencairkan karena penerima KJP nggak boleh dicairkan lagi (KIP)," kata Anies di Pasar Bambu Kuning, Jakarta Utara, Senin (31/10/2016).

Anies mengatakan, jika dia terpilih sebagai Gubernur DKI, dirinya akan memberikan KJP sekaligus KIP agar warga Ibu Kota bisa menikmatinya.

"Jika terpilih nanti, warga akan mendapatkan KJP dan KIP," kata Anies.

Sebelumnya, Anies mengatakan bahwa dia merasa heran dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menolak program KIP direalisasikan di Jakarta. Padahal, menurut Anies, KIP merupakan program Presiden Joko Widodo.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta membantah pernyataan Anies. Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Susi Nurhati, mengatakan, program KIP sudah terealisasi di Jakarta.

"(KIP) dapat untuk anak Jakarta yang enggak punya NIK DKI (bukan warga DKI, tetapi sekolah di Jakarta)," kata Susi, Minggu (30/10/2016).

(Baca: Dinas Pendidikan DKI Bantah Keterangan Anies soal KIP.)

Sementara Ahok juga sebelum telah menjelaskan bahwa, pihaknya telah meminta Bank Dunia untuk membantu menghitung kebutuhan pendidikan siswa di Jakarta. Kebutuhan ini sudah cukup dipenuhi KJP.

Maka, menurut Ahok, lebih baik dana KIP dari APBN bagi siswa di Jakarta dialokasikan untuk siswa di daerah lainnya yang lebih membutuhkan.

"Sesuai asas keadilan, .... tidak benar (siswa di DKI dapat bantuan ganda sementara) daerah lain yang masih kekurangan. Jadi, lebih baik (KIP) disebar ke wilayah lain yang belum terjangkau secara maksimal," kata Ahok.

(Ahok: KJP Sudah Sesuai Kebutuhan Jakarta, kalau Didobel KIP, Jadi Berlebihan )

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga mengungkapkan alasan serupa. Djarot mengatakan, ketika warga yang ber-KTP DKI diminta memilih antara KIP dengan KJP, mereka memilih KJP sebab nilainya lebih besar dari KIP.

Ia mengatakan di Jakarta, banyak siswa yang memegang KIP. Mereka adalah warga daerah penyangga, seperti Bekasi, Depok, Tangerang, yang bersekolah di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com