Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Pilih Menata Kampung daripada Menggusur

Kompas.com - 03/11/2016, 22:37 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, memilih untuk melakukan penataan kampung (on-site upgrading) bila memimpin Jakarta periode 2017-2022. Penataan dinilai lebih manusiawi daripada menggusur atau mencabut hidupnya dari habitat asli.

"Diperbaiki, dilengkapi sarananya jadi lebih layak. Padat tak harus kumuh, banyak negara lebih padat, tapi tidak kumuh," kata Agus di redaksi Kompas.com di Palmerah Selatan, Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Agus akan turut mengikutsertakan dan meyakinkan tingkatan hidup mereka akan bertambah bila bersama kebijakan pemerintah. Masyarakat tak lagi perlu dipindahkan puluhan kilometer dan menghilangkan pekerjaannya.

Gagasan ini diperkuat setelah Agus berinteraksi langsung dengan masyarakat. Tak sedikit, warga yang menemuinya ingin mendapatkan jaminan bahwa hidupnya tak terganggu soal isu penggusuran.

Ia meyakini bahwa masyarakat mana pun tak ingin dicabut dari habitanya. Sebab, selain akan kehilangan kehidupan dan interkasi sosial, mereka juga kehilangan sumber nafkah.

"Ketika mereka puluhan tahun, katakan skill mereka hanya sebagai nelayan, (setelah dipindahkan) tidak ada (pekerjaan) nelayan, tapi dipaksa pindah ke jauh, dia tidak bisa berkebun, apalagi menggunakan pakian seragam untuk kerja di pabrik, tidak bisa," katanya. (Baca: Perempuan Ini Tarik Perhatian Kampanye Agus di Kampung Pesing Koneng)

Bila ini terjadi, maka akan menambah kemiskinan di masyarakat perkotaan. Agus meyakini, pemindahan kehidupan bukan soal memindahkan tempat tidur, juga nyenyak dan mimpi para masyarakat. Sebab, Agus berpendapat, mimpi dan suasana nyenyak tidur warga ada di habitatnya.

"Saya sering merasa terharu dan berkaca dan harus banyak belajar dari mereka, ketika ditanya maunya apa? (Masyarakat menjawab) kami tahu Jakarta masalahnya banyak, tapi tolong dengar kami. Mereka ingin punya tempat, bukan dari sisi materi saja, tapi juga ketenangan batin,” katanya.

Kompas TV Gerilya Agus Yudhoyono-Sylviana di Pilkada (Bag. 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com