Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi yang Berjaga di Depan Istana Diserang Massa dari Beberapa Lokasi

Kompas.com - 04/11/2016, 20:34 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi sempat dikepung oleh massa yang anarkistis. Massa menyerang petugas kepolisian dari arah Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Medan Merdeka Barat, dan Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Massa yang berada di kompleks Monumen Nasional (Monas) juga melempar botol dan batu ke arah petugas yang berada di Kompleks Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara.

Saat peristiwa itu terjadi, polisi juga mengamankan dua orang yang diduga provokator. Mereka terlihat luka-luka di kepala.

Sebelumnya, api terlihat dari arah kerumunan massa yang demo di Jalan Medan Merdeka Barat. Api itu diduga berasal dari sejumlah kendaraan yang diparkir di lokasi tersebut.

Sebelumnya, massa yang berdemo mulai menyerang polisi yang berusaha membubarkan mereka. Kerumunan massa itu melawan dengan melempar sejumlah barang ke arah petugas.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Massa pengunjuk rasa terlibat kericuhan dengan polisi di sekitar Istana Negara, Jakarta, Jumat (4/11/2016). Pengunjuk rasa mendesak proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait dugaan penistaan agama.

Polisi berusaha bertahan dengan tameng dan sempat menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa. Polisi pun sempat mundur ke arah Istana Merdeka.

Di kerumunan massa yang menyerang petugas, mereka terlihat mengenakan baju dan celana berwarna putih, sempat terlihat ada bendera Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di kerumunan massa.

Sebelumnya, terjadi lemparan dari kerumunan massa yang berada di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara. Mereka melempar botol dan sejumlah kembang api ke arah polisi yang berjaga.

Polisi berusaha membubarkan kerumunan massa dengan menembakkan gas air mata. Kendaraan water cannon pun dikerahkan ke arah kerumunan massa.

Sebelumnya dicapai kesepakatan proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ahok dituding melakukan penistaan agama. (Baca: Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Arah Massa di Depan Istana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com