Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Masuk Mushala, Djarot Diingatkan Panwaslu untuk Tidak Kampanye

Kompas.com - 19/11/2016, 18:46 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat kampanye di Jalan Kebantenan V, RT 06 RW 06 Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, sempat mampir dan masuk ke sebuah mushala di lingkungan tersebut.

Pada kempatan itu, Djarot berniat masuk mushala untuk melihat bagian mana saja yang perlu dibenahi.

Sebab, warga menceritakan ke Djarot bahwa mushala itu sering kebanjiran dan bangunannya perlu dinaikkan.

(Baca juga: Djarot Ingin Bangun RPTRA pada Lahan Bekas Kebakaran di Semper )

Namun, saat Djarot akan masuk ke dalam mushala, seorang pria yang mengaku anggota Panwaslu Cilincing sempat menahannya.

Anggota Panwaslu itu mengatakan agar Djarot tidak kampanye di dalam. Namun, Djarot mengatakan, dia paham dengan aturan itu.

"Panwas, begini, saya tahu masjid enggak boleh kampanye," kata Djarot, di lokasi, Sabtu (19/11/2016).

Tidak terdengar jelas pembicaraan antara Djarot dan anggota Panwaslu Cilincing tersebut karena saat itu Djarot dan anggota Panwaslu itu berada di tengah kerumunan warga depan mushala.

Namun, terlihat anggota Panwaslu itu menjalankan tugasnya sambil merekam kegiatan Djarot dengan kamera ponsel.

Seusai kegiatannya, Djarot ditanya awak media lagi soal teguran dari anggota Panwaslu itu. Ia pun tertawa dan mengatakan bahwa ia ke mushala hanya untuk mendengarkan keluhan warga.

"Makanya lucu banget, masa saya masuk mushala enggak boleh, lah kalau saya shalat bagaimana? Nah boleh toh, kalau misalnya aku bantu situ boleh enggak, ketika saya aktif (perbaiki mushala)," ujar Djarot.

"Kami akan meninggikan (mushala) itu dan untuk mengeruk itu nanti ini ketika saya aktif akan saya tindak lanjuti, boleh enggak begitu? Ya boleh, makanya lucu banget begitu," ujar Djarot.

(Baca juga: Djarot Puji Antisipasi Warga Penjaringan terhadap Kebakaran(

Ia juga menegaskan, tidak berkampanye atau menawarkan visi misi di dalam mushala.

"Makanya, kalau saya datang ke situ ada emblem-emblem nomor dua, (atau) saya menyampaikan visi misi di situ, ya enggak boleh," ujar Djarot.

Kompas TV Djarot Menyayangkan Aksi Penghadangan Kampanye
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com