Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Akan Gencar Kampanye Program Pendidikan dan Lapangan Kerja

Kompas.com - 29/11/2016, 14:56 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengatakan, hasil survei tentang elektabilitas yang dikeluarkan sejumlah lembaga survei memperlihatkan bahwa tiap pasangan calon yang bersaing pada Pilkada DKI memiliki peluang yang sama besar untuk menang.

Sandiaga menilai, hasil survei lembaga survei Charta Politica yang baru saja keluar juga memperlihatkan hal yang sama. Walau dari hasil survei itu, Sandiaga dan pasangannya Anies Baswedan berada di urutan ketiga dengan elektabilitas sebesar 26,7 persen.

Sandiaga menilai, salah satu faktor yang membuat tinggi atau rendahnya elektabilitas juga bergantung pada kinerja tim kampanye. Untuk itu, dirinya bersama tim kampanye akan bekerja keras mengumpulkan dukungan di masyarakat.

"Untuk siapa yang berada di urutan satu, dua, tiga, tergantung dari timing, isu, dan momentum. Kami menyikapi ini agar kami terus bekerja keras," kata Sandiaga di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat, Selasa (29/11/2016).

Guna meningkatkan elektabilitasnya, Sandiaga akan lebih menggencarkan sosialisasi program pendidikan dan lapangan kerja setiap kali blusukan. Menurut dia, kedua isu itu terbukti menjadi isu yang paling dibutuhkan warga dan menjadi perhatian di Jakarta.

Sandiaga menilai, seluruh pasangan calon masih memiliki kesempatan yang besar untuk memenangkan Pilkada DKI mengingat pemilihan masih tiga bulan lagi.

"Pilkada sangat ketat, semua memiliki kesempatan. Semua bilang incumbent tidak terkalahkan, sekarang dilampaui dan Agus yang sebelumnya belum dikenal bisa tinggi (elektabilitasnya)," kata Sandiaga.

Dari hasil survei lembaga survei Charta Politika, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memperoleh 29,5 persen. Disusul Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 28,9 persen dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memperoleh 26,7 persen.

Sementara yang belum menentukan pilihan atau swing voters sebanyak 14,9 persen. Pengumpulan data dilakukan pada 17 November sampai 24 November 2016. Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

Jumlah sampel sebanyak 733 responden dari 800 yang direncanakan. Responden tersebar di lima wilayah kota administrasi dan satu kepulauan.

Margin of error kurang lebih 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Kompas TV Sandiaga Janjikan Kampung Deret Bila Terpilih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com