Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Djarot, Warga Kalideres Minta Industri Rumahan Diperluas dan Pasar Tradisional Ditata

Kompas.com - 30/11/2016, 20:05 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kompleks Kopti, Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, memiliki sejumlah permintaan terhadap calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Djarot Saiful Hidayat.

Mereka menyampaikan permintaan-permintaan tersebut saat Djarot berkunjung ke tempat pembuatan tempe dan tahu itu pada Rabu (30/11/2016) sore. Salah satu warga, Dodo, meminta Djarot untuk menata lingkungannya agar tidak kumuh dan membuat biogas.

"Di kala bapak naik lagi, kami minta kiranya bisa tidak untuk merapikan lingkungan Kopti, pabalatak (berantakan) begitu. Kiranya nanti dibikinkan biogas per rumah. Mungkin kayu bisa hilang," ujar Dado.

Warga lainnya, Suparman, meminta Djarot mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk memperluas industri rumahan kecil. Dia juga meminta Djarot mendorong pemerintah pusat untuk memberikan rumah yang layak kepada para pengrajin tempe dan tahu di sana.

"Mohon dorongan karena mengajukan anggota Kopti 1.200 pengrajin tahu tempe, yang punya rumah yang layak baru 700. Mohon kiranya nanti dukung pemerintah pusat buat perumahan home industry kecil, lokasinya ada punya PT, punya pemda ada 3 hektar, Pak," kata Suparman.

Selain itu, warga juga meminta Djarot membuatkan pasar tradisional yang bagus untuk para pengrajin tahu tempe. Warga mempersilakan Pemprov DKI untuk menertibkan pedagang yang berjualan di pinggiran pasar tradisional asalkan dipindahkan ke tempat yang baik.

"Ditertibkan silakan, tapi dibuatkan pasar tradisional yang menunjang lebih maju lagi, dibangunkan pasar tradisional untuk wilayah DKI. Karena tempe adanya di pasar tradisional," ucap warga lainnya, Handoko.

Kemudian, Handoko juga mempersilakan Djarot menertibkan permukiman para pengrajin tahu tempe yang tinggal di bantaran kali. Asalkan, tempat relokasi untuk warga tetap dekat dengan tempat pembuatan tahu tempe.

Sementara itu, Kasmari, warga lainnya, meminta agar Kompleks Kopti tidak digusur. Sebab, kehidupan dan penghasilan warga di sana berasal dari industri tahu tempe itu. Warga mendengar adanya isu penggusuran tersebut.

"Kalo sampe digusur mau di kemanakan. Ibarat jamur sudah berkembang, walau baunya enggak enak tapi hasilnya luar biasa," tutur Kasmari.

Menanggapi permintaan-permintaan warga, Djarot menyebut tidak akan menjanjikan apapun. Namun, dia pasti akan menata permukiman para pengrajin tahu tempe agar memiliki tempat usaha yang lebih baik.

"Tadi usulan pasar. Di sini ada Pasar Semanan kumuh, tidak bagus. Kita bangun pasar terintegrasi rusun, sehingga direlokasi, di pinggir sungai bisa dipindahkan rusun dengan pasar," kata Djarot. (Baca: Ada Spanduk Penolakan di Cengkareng, Warga Minta Djarot Tak Perlu Khawatir)

Penataan

Kemudian, penataan juga akan dilakukan bersama pengelolaan limbah agar menjadi biogas di rumah-rumah warga. Djarot menyebut pernah mempraktikkan hal tersebut saat menjabat sebagai Wali Kota Blitar dan berhasil.

Terkait dengan isu penggusuran, Djarot memastikan hal itu tidak akan terjadi. Pemprov DKI Jakarta justru akan menata permukiman tersebut.

"Industri perumahan seperti ini yang kita angkat derajat kualitasnya. Kalau ditata bersih, bisa jadi obyek wisata," ucapnya.

Ke depan, Kompleks Kopti akan ditata dengan memperbaiki drainase, alat produksi diganti menggunakan gas, menggunakan drum stainless steel agar tidak berkarat, lantai diperbaiki dengan dipasang ubin.

Kompas TV Kampanye Djarot Kembali Dihadang Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com