Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Metro Berharap Buruh Tak Demo pada 2 Desember

Kompas.com - 01/12/2016, 06:50 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan belum bisa memastikan apakah massa buruh akan berunjuk rasa pada 2 Desember 2016 mendatang. Secara pribadi, dia berharap buruh menunda renca berdemonstrasi.

"Belum pasti (buruh akan demo 2 Desember), karena akan bergabung dengan massa juga ya. Kan lain ya, kalau buruh kan (menuntut penghapusan) PP 78. Kalau (aksi damai 2 Desember) ini doa bersama," ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (30/11/2016) malam.

Iriawan mengaku Polda Metro Jaya telah bertemu dan berkomunikasi dengan perwakilan buruh. Dari pertemuan tersebut, Polda Metro Jaya meminta buruh untuk menunda rencana demo pada 2 Desember.

"Kami juga bertemu dengan teman buruh kalau mereka sepakat tak turun ke jalan. Hari biasa kan lebih bagus agar pengamanan dan pelayanan (Polri) bisa menjadi lebih fokus," ucap Iriawan.

(Baca: Presiden KSPSI Tegaskan Tidak Ikut Mogok Kerja Buruh pada 2 Desember)

Meski begitu, kata Iriawan, pihak buruh belum dapat memastikan apakah akan tetap berdemonstrasi pada 2 Desember atau menundanya di lain hari.

Iriawan berharap Presiden Konferendasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal segera menyatakan sikapnya.

"Buruh akan komunikasi dengan kawan-kawannya. Mudah-mudahan Pak Said Iqbal mau nurut. Dia maunya (demo) ke Balai Kota. Ini masih dibicarakan dengan temannya," kata Iriawan.

KSPI sebelumnya mengumumkan rencana mogok nasional yang akan dilangsungkan pada 2 Desember 2016. Rencananya, mogok Nasional akan dilaksanakan dalam bentuk demonstrasi di 20 Provinsi dan 250 Kabupaten/Kota.

Presiden KSPI Said Iqbal mengklaim aksi tersebut akan melibatkan hampir satu juta buruh di Indonesia. Menurut dia, lebih dari 200.000 buruh di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang akan berunjuk rasa di depan Istana dengan titik kumpul di bundaran Hotel Indonesia (HI).

Tuntutan buruh yakni meminta pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015, menaikkan upah minimum provinsi/kota sebanyak 15 sampai 20 persen. Mereka juga meminta polisi memenjarakan Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama.

Kompas TV Parade Nusantara Bersatu di Berbagai Daerah Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com