Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Terkadang, Staf Saya Bisa Lebih "Tough"

Kompas.com - 06/12/2016, 11:59 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, bercerita mengenai staf pribadi yang sejak dulu sudah mendampinginya. Dia mengatakan para stafnya kini sudah sangat mengerti soal keinginannya menjadi pejabat yang betul-betul bersih.

Sejak Basuki atau Ahok cuti, dia tidak lagi menerima uang operasional. Gaji para stafnya pun tidak bisa sebesar dulu.

Ahok mengatakan dia pernah ditawari uang dari seorang pengusaha yang ingin membiayai kampanyenya. Tapi, Ahok mengatakan justru stafnya yang melarang.

"Terkadang, staf saya bisa lebih tough dari saya. Ini kan saya disuruh cuti, semua tunjangan operasional enggak boleh. Ada yang tawarin, 'sudahlah Hok saya aja yang biayain (kampanye)'," ujar Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Selasa (6/12/2016).

"Staf saya bilang, 'Bapak sudah nanggung Pak, enggak usah terima, Pak'," tambah Ahok.

(Baca: Ahok: Dulu Eselon III dan IV Enggak Lapor Harta, padahal "Nyolong" Paling Gede)

Semangat dari para stafnya membuat Ahok yakin untuk mandiri dalam berpolitik. Ahok mengatakan sejak dulu dia biasa menjual aset pribadi untuk membiayai kegiatannya.

Ahok teringat ketika masih menjabat Bupati Belitung. Dia hanya diberi uang makan Rp 3,5 juta per bulan dan harus membuat laporan keuangan.

"Saya ditekan harus buat laporan itu beli beras berapa, gula berapa. Saya tanya bupati lain gini enggak? Ternyata enggak. Kenapa? Ternyata supaya tekan saya sampai enggak ada duit terus korupsi," ujar Ahok.

"Tapi saya enggak, saya sih jual aja gudang saya? tanah saya. Enggak apa-apa jual aja untuk hidup. Buat saya, jadi enggak jadi it's ok aja," lanjut Ahok.

(Baca: Ketika Ahok Tolak Sumbangan Dana Kampanye Rp 30 Miliar...)

Ahok maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017 bersama Djarot Saiful Hidayat. Pasangan petahana cagub-cawagub DKI Jakarta itu didukung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Nasdem, dan Hanura.

Untuk biaya kampanye, Ahok-Djarot juga memerolehnya dari hasil penggalangan dana, dalam bentuk sumbangan atau makan berbayar. Sumbangan yang diberikan pada pasangan Ahok-Djarot tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, melainkan masuk ke dalam rekening yang telah disediakan.

Kompas TV Ahok Kritik Program Bantuan Sosial dalam Kampanye Pilkada
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com