Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2016: Fenomena Perebutan Kursi DKI 1

Kompas.com - 13/12/2016, 06:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta menjadi salah satu daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada tahun 2017. Meski baru akan berlangsung Februari 2017, gaung Pilkada DKI Jakarta sudah mulai terasa sejak pertengahan 2015.

Hal itu terlihat dari mulai banyaknya tokoh dari berbagai latar belakang yang menyatakan keinginannya maju menjadi calon gubernur.

Saat itu, nama-nama tokoh yang terpantau mulai mencuat ingin maju di Pilkada DKI 2017 adalah gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, pengusaha Sandiaga Uno, dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault.

Nama Ahok muncul dimulai dari adanya kegiatan pengumpulan data KTP dari sekelompok relawan yang menamakan diri "Teman Ahok". Seiring dengan hal itu, muncul pula sekelompok relawan lainnya yang menyatakan dukungannya untuk Sandiaga. Mereka menamakan diri "Sahabat Sandiaga.

Sedangkan nama Adhyaksa mencuat saat ia didaulat oleh sejumlah tokoh lewat acara "Sinergi Tokoh, Sinergi Umat Mendaulat Adhyaksa Dault sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2022", di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (20/9/2015).

"Kalau saya diberi amanat, demi Allah tidak akan saya makan sepeser pun uang haram. Itu janji saya," kata Adhyaksa ketika itu.

Memasuki awal tahun 2016, semakin banyak nama-nama tokoh yang diberitakan ingin maju. Sebagian menyatakannya sendiri, sementara sebagian lainnya melalui pihak lain.

Mereka di antaranya wartawan senior Teguh Santosa, pakar tata kota Marco Kusumawidjaja, kader PKS Muhammad Idris, musisi Ahmad Dhani, seorang dosen bernama Ahmad Taufik, pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, mantan Pangdam Jaya Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana, dan seorang kader Partai Demokrat bernama Mischa Hasnaeni Moein atau yang dikenal sebagai "Wanita Emas". (Baca: Cerita Enam Parpol Menolak Yusril...)

Kahfi Dirga Cahya Ketua DPC Demokrat Jakarta Timur, Misan Samsuri di GOR Jakarta Timur, Jumat (16/9/2016).

Pendaftaran calon independen

Rangkaian tahapan Pilkada DKI 2017 diawali dari dibukanya pendaftaran bagi bakal calon yang ingin maju melalui jalur independen pada 3-7 Agustus 2017. Pada masa ini, mereka diwajibkan menyerahkan data KTP minimal 532.213 data KTP. Jumlah tersebut merupakan jumlah minimal untuk bisa lolos verifikasi administrasi.

Selama lima hari dibukanya masa pendaftatan, ada sejumlah orang yang datang ke KPU DKK dan menyampaikan niat maju lewat jalur perseorangan. Namun, hanya ada satu yang datang dengan membawa data KTP. Dia adalah pakar Ekonomi Ichsanuddin Noorsy.

Ia datang bersama mantan Ketua Umum Serikat Pekerja PT PLN, Ahmad Daryoko ke Kantor KPU DKI pada Minggu (7/8/2016). Keduanya datang dengan membawa sembilan dus berisi data KTP serta formulir dukungan.

Tim suksesnya sempat menyebut jumlah formulir serta fotokopi KTP dukungan yang diserahkan kepada KPU DKI Jakarta berjumlah sekitar 600.000.

Jika benar, jumlah tersebut melebihi persyaratan minimal yang ditetapkan bagi calon independen. Namun, Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta Sumarno menyebut data KTP yang dimiliki Ichsanuddin hanya sekitar 19.505.

Dengan demikian, Ichsanuddin dan Ahmad Daryoko gagal maju lewat jalur independen.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com