Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Angkat Bicara soal Konsep Rumah Terapung yang Jadi Perbincangan "Netizen"

Kompas.com - 29/12/2016, 22:44 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, angkat bicara soal perbincangan netizen mengenai rumah terapung.

Perkataan Agus tentang konsep rumah terapung disebar di media sosial dalam penggalan rekaman video saat dia sedang berkunjung ke salah satu kantor media baru-baru ini.

Terkait rekaman ini, Agus mengatakan bahwa isi rekaman itu bukan programnya.

"Saya enggak pernah jelasin itu. Iya (ada videonya), tetapi bukan program saya," kata Agus saat menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW di rumah Sylviana Murni, calon wakilnya, Kamis (29/12/2016) malam.

(Baca juga: Jika Jadi Gubernur, Agus Akan Lebih Banyak "Gerilya" Ketimbang di Kantor)

Menurut Agus, konteks dia berbicara soal itu adalah untuk mengungkapkan bahwa ada banyak cara menata kota tanpa harus menggusur warganya.

Meski hanya menyinggung konsep itu, Agus menegaskan, ide serupa tidak tercantum dalam program kerja yang sering dia sampaikan.

"Ada tidak di program saya soal itu? Tidak ada. Saya hanya mengatakan bahwa itu ada konsep di mana pun di dunia yang sudah dikembangkan juga, rumah apung atau hunian apung," ujar Agus.

Ketika disinggung mengenai cibiran netizen atas ucapannya tentang konsep rumah apung dalam video itu, Agus mengaku tidak tahu mengenai isu yang berkembang di masyarakat terkait hal tersebut.

(Baca juga: Menurut Agus, Begini Cara Menanggulangi Kebakaran di Permukiman Padat)

Berikut transkrip ucapan Agus dalam penggalan video yang beredar di media sosial Facebook:

"Apakah memang penggusuran itu the only solution? Kalau tidak harus menggusur tapi banjir tetap bisa diselesaikan, saya rasa itu lebih baik. Banyak kota di dunia, sekali lagi kita ilustrasi ya, itu juga di atas dia, ngapung dia. Artinya, tanpa harus digeser jauh-jauh, begitu ya, bisa dibangun lokasinya, kemudian mencegah banjir juga, begitu. Tentunya, saya akan terus mempelajari ini semua, tapi yang saya ketahui sekarang, karena banyaknya sedotan air, tanah begitu, itu yang menyebabkan menurunnya permukaan tanah. Bahkan di beberapa daerah, sampai 20 sentimeter per tahun. Berarti, naiknya permukaan air itu tidak sebanding dengan penurunan muka tanah. Itu juga yang membuat semakin memperburuk situasi kemungkinan terjadi banjir di Jakarta."

Kompas TV AHY: Cari Solusi Cerdas agar Kampung Pulo Tak Digusur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com