Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Konten "Hoax", Gerakan Masyarakat Indonesia Anti Hoax Dideklarasikan

Kompas.com - 08/01/2017, 09:22 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menyikapi banyaknya konten palsu di media sosial, sekelompok masyarakat berinisiatif membentuk sebuah gerakan bernama "Masyarakat Indonesia Anti Hoax". Gerakan itu terdiri dari unsur akademisi, publik figur, dan netizen.

Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho menjelaskan, gerakan tersebut dibentuk untuk mengajak masyakat lebih kritis menyikapi konten berita di media sosial.

Sebab, kata Septiaji, konten palsu itu bisa menjadi alasan terjadinya kerusuhan secara fisik pada kehidupan nyata.

"Hoax bukan saja menghabiskan energi, tetapi juga berpotensi mengganggu keamanan nasional," ujar Septiaji seusai deklarasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2017).

Septiaji menjelaskan, sejumlah upaya telah dilakukan gerakan ini untuk memulai sebuah gerakan anti-hoax, salah satunya penandatangan piagam anti-hoax.

Sejumlah tokoh yang telah bergabung dalam gerakan ini, kata Septiaji, antara lain Azyumardi Azra, Komaruddin Hidayat, serta beberapa akademisi lainnya.

Deklarasi gerakan ini tidak hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga beberapa kota lain, seperti Surabaya, Semarang, Solo, Wonosobo, dan Bandung.

Gerakan itu juga dihadiri salah satu publik figur, Olg Lydia. Olga menilai, konten-konten hoax sudah dirasakan sejak Pilpres 2014.

Penyebaran konten palsu itu, menurut dia, dilatarbelakangi berbagai motif, seperti politik, bahkan motif bisnis untuk mencari uang.

"Keterlibatan pertama adalah mengajak masyarakat untuk tahan jempol dan tidak mudah percaya berita, harus diverifikasi lagi. Kritisi masuk akal atau tidak, kalau tidak sempat cari tahu, jangan di-share," ujar Olga.

Deklarasi juga dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan pentolan band Nidji Giring Ganesha, serta sejumlah artis lainnya.

Kompas TV Bahaya Menebar Berita "Hoax" di Media Sosial
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com