Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Layang, Solusi Penataan Kawasan Tanah Abang

Kompas.com - 12/01/2017, 09:14 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Tanah Abang seringkali ditertibkan oleh Pemerintah Kota Jakarta Pusat, baik pedagang kaki lima (PKL) maupun parkir liar. Namun, penertiban tak memberikan efek jera bagi para PKL dan juru parkir liar untuk kembali ke jalan di Kawasan Pasar Tanah Abang.

Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, penataan Kawasan Tanah Abang menjadi salah satu fokus Pemkot Jakarta Pusat pada 2017 ini. Namun, Mangara mengaku kesulitan menata kawasan tersebut.

"Memang kita agak kesulitan menata Tanah Abang karena itu daya dukungnya yang terbatas, sedangkan orang yang ke sana itu bukan hanya dari Jabodetabek, dari mancanegara juga," ujar Mangara di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2017).

Mangara menuturkan, penumpang dari Jabodetabek yang turun di Stasiun Tanah Abang hampir mencapai angka satu juta setiap harinya. Keluar dari stasiun, mereka tumpah ruah di Jalan Jatibaru. Kondisi tersebut, lanjut Mangara, membuat para PKL turun ke jalan.

"Nah karena banyaknya manusia, maka orang yang menjajakan makanan juga datang, yang menjajakkan pakaian juga datang," kata dia.

Relokasi PKL bukan solusi

Menurut Mangara, merelokasi PKL ke dalam gedung bukan solusi untuk mengatasi kesemrawutan Kawasan Tanah Abang. PKL akan kembali ke jalan selama masih banyak warga yang tumpah ke Jalan Jatibaru.

"Saya kira relokasi bukan jalan keluar. Kita buat relokasi baru, dia tetap akan datang ke situ karena manusia ada di situ," ucap Mangara.

Para PKL, kata dia, merupakan perpanjangan tangan para pedagang di dalam Pasar Tanah Abang. Jika tidak banyak warga yang tumpah ruah ke Jalan Jatibaru usai keluar Stasiun Tanah Abang, para PKL juga tidak akan menjajakkan barang dagangannya di sana.

Mangara bercerita, para pedagang yang berjualan di Pasar Tasik setiap Senin dan Kamis di sekitar Pasar Tanah Abang sudah berkali-kali dipindahkan ke Blok G Pasar Tanah Abang. Namun, hal tersebut tidak berhasil karena tempat yang tidak pas. Kondisi Blok G juga sepi.

Pembangunan jembatan layang

Mangara menuturkan, solusi menyeluruh untuk menata Kawasan Pasar Tanah Abang yakni dengan membangun jembatan layang dari Stasiun Tanah Abang ke Blok G Pasar Tanah Abang. Pembangunan jembatan layang merupakan wacana lama yang sudah pernah diusulkan, namun belum juga terealisasi.

"Nah itu sky bridge, jadi jembatan layang, seluruh penumpang itu keluar (stasiun), masuk melalui jembatan itu dan dia otomatis masuk ke Blok G. Ini akan meramaikan blok G," ujarnya.

Tak hanya membuat kepadatan di Jalan Jatibaru terurai, Mangara menyebut pembangunan jembatan layang juga akan membuat denyut jual-beli di Blok G hidup, tidak sepi seperti saat ini. Selain itu, dari Blok G, warga juga akan terdistribusi ke Blok A dan Blok B.

"Kalau seluruh penumpang ini nanti sudah terdistribusi melalui sky bridge yang dihubungkan ke Blok G, dari Blok G dia masuk ke Blok A, Blok B, maka beban Jatibaru ini akan dengan sendirinya terurai. Itu solusi menyeluruh terhadap Tanah Abang," tutur Mangara.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com