Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta Hampir Tak Pernah Terima PSO secara Penuh karena Hal Ini

Kompas.com - 24/01/2017, 21:44 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan, hampir setiap tahun public service obligation (PSO) untuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) tak diberikan secara penuh oleh Pemprov DKI.

Menurut Sigit, hal itu terjadi karena PT Transjakarta tak memenuhi sejumlah penilaian standar prosedur dan mekanisme (SPM) yang harus dilalui PT Transjakarta sebagai syarat mendapatkan PSO. Pada tahun 2016, PT Transjakarta menerima PSO sebesar Rp 1,2 triliun.

(Baca juga: Tahun 2016, Bus Transjakarta Tercatat Terlibat 783 Kecelakaan)

Meski tak menyebut secara rinci alasan PSO yang didapat PT Transjakarta tak pernah diberikan secara penuh, Sigit mengatakan bahwa faktor kondisi bus hingga perilaku sopir bus merupakan dua faktor yang kerap menjadi poin penilaian.

"Kami evaluasi terhadap SPM, setiap tahun PSO tidak pernah diberikan 100 persen pasti ada pengurangan-pengurangan. Faktor pengurangan banyak, sederhananya kayak suhu udara di dalam bus, fisik busnya juga kualitas busnya juga prilaku pengemudinya juga," ujar Sigit saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/1/2017).

Sigit menambahkan, untuk penilaian, Dishub DKI Jakarta juga melalukan pemeriksaan terhadap perilaku para sopir.

(Baca juga: Bus Transjakarta yang Menabrak Seorang Pria Dekat Massa FPI Sempat Digedor-gedor Massa)

Dishub DKI Jakarta, kata dia, pernah membekukan izin operator Damri karena sopir kedapatan memainkan ponsel saat berkendara. Hal itu menyebabkan kecelakaan yang cukup fatal.

"Damri pernah dibekukan operatornya, tetapi Transjakarta ada yang dikelola Transjakarta ada yang bekerja sama dengan operator. Tidak sedikit pengemudi Transjakarta yang diberhentikan," ujar Sigit.

Kompas TV Halte Transjakarta Koridor XIII Dianggap Tak Ramah Pengguna
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com