Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Tanaman Hias di Senayan yang Meredup...

Kompas.com - 01/02/2017, 13:27 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di saung berwarna dominan coklat, Muhammad Rizal, Omat, dan Murodi duduk-duduk.

Kepulan asap sesekali keluar dari mulut mereka, bekas mengisap batangan rokok putih. Teman di dalam saung itu hanya kopi dan candaan-candaan kecil.

Beginilah keseharian mereka, pedagang tanaman hias Senayan yang sudah direlokasi dari trotoar sejak tujuh bulan lalu. Kini, mereka berkumpul di Parkir Timur Senayan.

"Lebih banyak ngobrolnya (dengan sesama pedagang) daripada transaksi dengan pembeli," ujar Rizal.

Hampir tak ada tamu yang mampir ke lapak penjual tanaman yang memanjang di lokasi baru tersebut.

Tuan-tuan dari tanaman itu hampir semuanya berada di saung. Ada yang tak kuasa menahan kantuk, ada pula yang bercengkerama dengan pedagang kopi.

Rizal mengatakan, ia merasakan betul perbedaan sebelum dan sesudah direlokasi. Perbedaan paling terasa adalah besar pendapatannya.

Saat di trotoar depan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) dulu, kata dia, ada saja pembeli setiap pekannya. Namun sekarang, pernah dua sampai tiga bulan, lapaknya tak didatangi pembeli.

“Namanya trotoar, tempat orang hilir mudik. Ada saja yang beli. Sekarang, kayak hari ini, belum ada yang mampir (ke lapak). Orang yang ke sini harus niat membeli karena sekarang kan ada biaya parkir di dalam,” tambahnya.

(Baca juga: Pedagang Tanaman Senayan: Pak Ahok, Minta Toleransilah...)

Kepala Paguyuban Pedagang Tanaman Hias Senayan, Muhammad Mansyur, mengamini hal itu. Ia bilang, Senayan seperti kehilangan identitas.

“Kalau dulu, kepikiran tanaman hias pasti yang terlintas (adalah) Senayan. Identitas itu nyaris hilang,” kata Mansyur.

Kawasan Senayan selama ini dikenal sebagai salah satu tempat untuk mencari tanaman hias.

Sebab, menurut Mansyur, para pedagang tanaman hias sudah berjualan puluhan tahun di trotoar kawasan Senayan.

Dia pribadi sudah berjualan di sana sejak 2002. Sebelumnya, lapak tanaman hias yang ia kelola adalah usaha milik kakaknya.

“Kakak saya dari 1985. Pedagang di sini, rata-rata sudah generasi kedua atau ketiga. Turun temurun, mereka berdagang tanaman hias,” lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com