Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Tanaman Hias Senayan Berharap Pemerintah Bantu Promosikan Mereka

Kompas.com - 01/02/2017, 15:42 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pedagang tanaman hias di Senayan yang direlokasi tujuh bulan lalu berharap pemerintah bantu memperkenalkan lokasi dagang baru mereka pada masyarakat. Sebab, menurut mereka, Parkir Timus Senayan—tempat tujuan relokasi—tergolong sepi pengunjung.

“Memang di trotoar—lokasi lama dagang—sudah dipasangi spanduk pemberitahuan kami pindah, tetapi sepertinya masyarakat belum mengetahui benar,” ujar Ketua Paguyuban Pedagang Tanaman Hias Senayan Muhammad Mansyur pada Kompas.com, Selasa (31/1/2017).

Mansyur berharap pemerintah dan pengelola bisa mewadahi sarana publikasi mereka. Bisa lewat pameran atau kegiatan lainnya. Paling tidak, pemerintah bisa melakukan pendampingan.

“Kami masih binaan Suku Dinas (Sudin) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jakarta Pusat (JP 12). Akan tetapi saat direlokasi tidak ada pendampingan,” ujar Mansyur.

Kalau bisa, kata Mansyur, ia dan pedagang lainya lebih baik dibina pihak pengelola Gelora Bung Karno (GBK).

Dengan begitu, aspirasi pedagang bisa sampai langsung karena kantor pengelola masih berada satu komplek dengan tempat relokasi.

Hal itu diamini oleh pedagang lainnya, Muhammad Rizal. Saat ditemui, Rizal mengeluh pendapatannya turun drastis. Saat ini, berhari-hari ia lewati tanpa stau pun pembeli.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Trotoar tempat pedagang tanaman hias Senayan sebelum direlokasi. Kini, lokasi itu hanya tinggal puing-puing yang belum dirapikan.

“Harus pikir sewa dan nafkah keluarga sementara mata pencarian utama (sebagai pedagang) sedang tidak laku,” ujar Rizal.

Menurut dia, pendapatannya sekarang hanya 10 persen dari pendapatannya dulu per bulan.

(Baca juga: Bisnis Tanaman Hias di Senayan yang Meredup...)

Itu pun belum dikurangi dengan biaya sewa. Para pedagang dikenakan biaya Rp 250.000 untuk satu lapak berukuran 3 x 5 meter.

Kini, ia dan pedagang lainnya lebih banyak mengobrol dibandingkan melayani pembeli pada keseharian.

Bahkan, kata Mansyur, dari 115 pedagang yang direlokasi, kini tinggal 80 pedagang yang bertahan. 

Ke depan, Mansyur dan Rizal berharap ada langkah pemerintah untuk mengenalkan kembali sentra tanaman hias Senayan pada masyarakat.

Mereka tak ingin usaha yang dijalan berpuluh-puluh tahun itu mati begitu saja. 

“Dulu itu, orang kalau mendengar tanaman hias pasti yang lintas adalah Senayan. Sekarang mana ada lagi?” kata Mansyur.

(Baca juga: "Tak Kami Sangka, Pak SBY Datang ke Sini, Belanja Banyak")

Sebelumnya, para pedagang tanaman hias menjajakan jualannya di trotoar luar Kompleks GBK.

Pada Juli 2016, mereka direlokasi ke Parkir Timur Senayan karena alasan penertiban menyambut ASIAN Games 2018. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com