JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, curiga ada oknum yang menghasut warga agar tak mau direlokasi ke rumah susun. Soalnya, selama lebih dari tiga bulan dia berkampanye ke permukiman penduduk, Ahok menemukan warga bersedia untuk direlokasi.
"Sebetulnya saya 3 bulan (kampanye) ini mulai mencurigai badan, oknum, LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang mungkin main, menghasut. Orang warga ternyata senang kok," kata Ahok, di kawasan Tegal Alur, Jakarta Barat, Rabu (8/2/2017).
Ahok menyatakan, warga bersedia direlokasi ke rumah susun karena mereka juga tak ingin terendam banjir. Menurut Ahok, warga mendukung program Pemprov DKI Jakarta untuk menormalisasi sungai.
Saat berkampanye ke kawasan Tegal Alur, Ahok menemui sebuah keluarga yang baru saja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Saya tadi sengaja datang ke tempat warga yang paling pinggir, dan Bapak ini baru di-PHK lagi. Ibunya baru pensiun, anaknya baru di-PHK. Ini tiga orang satu keluarga lagi di-PHK nih. Terus rumahnya mau bongkar, terus dia bilang tinggal di sana dari lahir. Saya sampaikan bahwa rumah Bapak kena (gusur). (Mereka) terima," kata Ahok.
Ahok berjanji akan banyak blusukan ketika telah aktif lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dia berjanji menyempatkan waktu satu kali dalam seminggu atau dua minggu untuk turun ke lapangan menemui warga.
"Sekarang sistem mulai jalan nih, saya harus bisa blusukan untuk lihat langsung ke lapangan. Mana rencananya yang akan kami implementasikan," kata Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.